KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.karena atas
segala limpahan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ciri-Ciri Kematanagan Belajar” dalam bentuk sederhana.
Salawat
dan Salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi Sebagai suri
tauladan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis
menyadari segala kekurangan dan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki
dalam penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini sehingga
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Dengan
segala kerendahan hati kami haturkan ucapan terimah kasih yang setulus-tulusnya
kepada bapak/ ibu dosen yang bersangkutan mengajar mata kuliah Ilmu Pendidikan
Islam yang dengan ikhlas membagi pengetahuan dan bimbingannya kepada kami.
Akhirnya kepada Allah SWT. Kami
serahkan segalanya, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin!
Parepare,26 Nopember
2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................3
B.
Rumusan
Masalah........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kematangan dan Belajar............................................................6
B.
Fungsi
Kematangan Dan Belajar Dalam Perkembangan.............................5
C.
Pembentuk
Kematangan Belajar..................................................................6
D.
Ciri-ciri
kematangan belajar.......................................................................16
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Kematangan disebabkan karena perubahan “genes” yang menentukan perkembangan struktur fisiologis dalam
system saraf, otak dan indra sehingga semua itu memungkinkan individu matang
mengadakan reaksi-reaksi terhadap setiap stimulus lingkungan.
Kematangan adalah keadaan atau kondisi, bentuk, struktur, dan fungsi
yang lengkap atau dewasa pada suatu organism, baik terhadap satu sifat, bahkan
seringkali semua sifat.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Pengertian kematangan dan belajar?
2. Bagaimana Fungsi Kematangan Dan Belajar Dalam Perkembangan ?
3. Bagaimana Pembentuk Kematangan Belajar ?
4. Bagaimana Ciri-ciri kematangan belajar ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kematangan dan Belajar
Menurut para ahli kematangan itu didefinisikan sebagai
berikut:
a.
Menurut David C. Edward :kematangan
adalah merupakan suatu keadaan tahap pencapaian proses pertumbuhan atau
perkembangan.
b.
Menurut Garret : kematangan dapat
berarti matanganya suatu sifat atau potensi fisik yang terjadi secara kodrat
akibat proses pertumbuhan dan hanya tergantung pada waktu belaka.
c.
Menurut Elizabet B. Hurlock :
kemtangan juga dapat berarti suatu fungsi atau potensial mental psikologis
akibat proses perkembangan karena pengalaman dan latihan.
d.
Menurut Diana E. Papalia & Sally
Wendkos Olds : kematangan potensi fisik dan mental psikologis iru merupakan suatu
keadaan yang akan berfungsi sebagai prenequiaite dalam proses perkembangan
kearah pematangan fungsi / potensi tersebut selanjutnya.
Dengan demikian, kematangan yang dimaksud adalah kematangan potensi
fisik dan potensi mental psikologis yang telah dicapai dalam sutau tahap
pertumbuhan atau perkembangan.
Adapun pengertian belajar yang dimaksud dalam kaitan dengan proses
perkembangan itu secara luas akan dibahas pada makalah ini. Tetapi secara
ringkasnya pengertian belajar dapat dikemukakan dari penjelasan Elizabeth B.
Horluck yaitu: “Learning is development
that comes from exercise and effot; through learning children acquire
competence in using their hereditary resources”. Jadi belajar ialah
perubahan yang terjadi melalui latihan atau usaha dengan belajar itulah anak
memiliki berbagai kemampuan, pengetahuan dan sebagainya. Atau dengan kata lain,
semua aspek perkembangan yang diperoleh sianak itu terjadi karena belajar,
tanpa belajar anak tidak mungkin tahu apa-apa dan tidak akan bisa apa-apa.
C.
Fungsi
Kematangan Dan Belajar Dalam Perkembangan
Dalam proses pertumbuhan kearah tercapainya kemtangan/ kedewaaan fisik,
kematangan merupakan faktor penyebab, yang berarti kedewasaan fisik seorang
anak sangat tergantung pada waktunya matang saja ( Kalau umumnya sudah 17 tahun
maka kematangan dari pertumbuhan fisik akan terjadi dengan sendirinya ).
Dalam kaitanya dengan proses perkembangan mental psikologis kematangan
untuk fisik berfungsi sebagai perquisite untuk perkembangan, misalnya perkembangan
bicara/ bahasa tidak mungkin terjadi dengan baik tanpa adanya/ didukung oleh
pematangan alat bicara (Alat ini matang pada waktu banyi berumur 6 bulan ).
Kematanagan otak pada umur 6/7 tahun merupakan perquisite untuk perkembangan
intelektual/ pengetahuan akademik disekolah.Perkembangan psikoseksual dapat
dimulai setelah anak matang seksualnya.Jadi dalam kaitanya dengan belajar,
pematangan itu berfungsi sebagai pemberi “raw
material” atau bahan dasar untuk belajar.
Adapun posisi belajar dalam proses perkembangan itu sangat menentukan.
Dalam hal ini belajar akan berfungsi sebagai penentu atau sebab terjadibnya
perkembangan (cause of development). Tanpa melalui belajar mental psikologis
anak tidak mungkin akan dapat dikembangakan. Atau dengan kata lain tanpa
belajar maka manudsia tidak akan dapat bertingkah laku seperti manusia. Dan
perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil perpaduan unsure kematangan
dan belajar.
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa kematangan itu sangat penting artinya
dalam proses perkembangan. Tanpa adanya unsurkematangan tersebut perkembanan
sulit untuk di wujudkan. Dalam proses perkembangan fungsi kematangan itu adalah
sebagai berikut :
a. Pemberi
bahan mentah atau bahan baku bagi suatu perkembangan, misalnya kematangan otot
dan urat kaki sebagai bahan untuk perkembangan berjalan
b. Pemberi
batas dan kualitas perkembangan. Semakin baik kualitas kematangan suatu fungsi
akan makin baik kualitas hasil perkembangan yang akan terjadi, tetapi
sebaliknya semakin kurang baik kematangannya akan makin kurang baik pula
perkembangannya.
c. Pemberi
kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabila melatih atau membimbing/
mengajarinya.
Tentang perkembangan itu sendiri para ahli mengemukakan
sebagai berikut:
1)
Menurut Aristoteles
Pembagiannya berdasarkan adanya perubahan-perubahan jasmani yang penting
ialah lebih kurang umur 7 tahun pertukaran gigi, umur lebih kurang 14 tahun,
tumbuhnya tanda-tanda kelamin sekunder lainnya.
Pembagiannya:
0 – 7 tahun, periode anak kecil,
14
– 14 tahun, periode anak sekolah,
14 – 21 tahun, periode pemuda.
2)
Menurut Chalotte Buchler
Pembagiannya adalah sebagai berikut, umur:
•
0 – 7 tahun,
masa timbulnya dinamika dari subjek menuju ke objek.
•
2 – 4 tahun, masa menyadari
“aku”-nya. Dia mengenal dunia secara subjektif.
•
5 – 8 tahun, masa memasukkan diri ke
dalam masyarakat menuju kepada objekvitas.
•
9 – 13 tahun, masa memisahkan diri
sendiri dari orang lain.
•
14 – 19 tahun, masa mempertemukan
sikap ke dalam dan ke luar.
c.
Menurut Masrun, MA
•
0 - 2 tahun, masa vital.
•
2 – 6 tahun, masa kanak-kanak.
•
6 – 12 tahun, masa sekolah.
•
12 – 18 tahun, masa remaja.
•
18 – 21 tahun, masa transisi dari
remaja menuju dewasa.
•
21 - 24 tahun, telah matang
jasmani dan rohaninya.
•
Pembentuk
Kematangan Belajar
Kematangan belajar dapat terbentuk karena adanya
factor-factor yang lebih dalam dan lebih mendorong sehingga terbentuknya seatu
kematangan dalam belajar.
Pembentukan kematangan belajar dibentuk oleh pembentukan
fisik dan pembentukan fsikis antra lain adalah sebagai berikut :
•
Dasar-dasar biologis tingkah laku
Tingkah laku individu didasari oleh pertumbuhan biologisnya.
System saraf merupakan penggerak tingkah laku manusia secara biologis.System
saraf terdiri atas komposisi sel-sel yang disebut neurons. Tiap- tiap neurons mengandung tenaga yang berasal
dari proses kimiawi dan elektronik. Apabila mendapat stimulasi, neurons melepaskan dorongan-dorongan elektronis yang
merangsang gerakan neurons lainnya guna merangsang gerakan urat-urat dan
otot-otot tubuh.
•
Perubahan-perubahan dalam otak yang
menimbulkan kematangan
Perkembangan struktur dan fungsi otak tampak sempurna atau
hampir sempurna pada saat anak tiba saatnya masuk sekolah dasar.Pada umur-umur
setelah 6 tahun, terjadilah perubahan-perubahan penting dalam struktur otak,
namun perkembangan kapasitas mental lebih banyak diakibatkan karena pengalaman
atau belajar.
Setelah otak menjadi masak mengalami prubahan fisik pada
manusia. Perubahan ini dapat menimbulkan tingkah laku baru yang tidak terduga
sebelumnya. Urat-urat syaraf dalam otak mempunyai “electrical condoktors”. Untuk pengiriman messages ketempat-tempat yang tetrap perlu ada isolasi otak,
isolasi itu disebut “ myelin” selama
dorong-dorngan saraf menuju salurannya, aru gerakkannya tak di batasi oleh myelin. Dorongan itu akan mengalir
mengaktifkan banyak sel saraf lebih dari yang diperlukan. Sel-sel saraf itu
menggerakan banyak otot.Banyaknya gerakan bayi yang tak bekoordinasi adalah
akibat dari kurangnya myelin.
Pada umur 6 tahun, myrlin dimiliki 95% dari orang dewasa.
Readiness anak untuk berlatih toelit, bergantung pada banyaknya myelin yangb telah tersimpan. Anak
laki-laki baru berhasil dilatih tpelit bila sudah berumur mendekati umur 2
tahun.Ini berarti bahwa tingkah laku belajar memerlukan kematangan fisik,
termasuk kematangan fungsi otak.
Perkembangan struktur dan fungsi otak tampak sempurna atau
hampir sempurnab pada saat anak tiba saatnya amsuk sekolah dasar.Pada umur-umur
setelah 6 tahun, terjadilah perubahan-perubahan penting dalan struktur oatak, namun
perkembangan kapasitas mental lebih banyak diakibatkan karena pengalaman atau
belajar.Perkembanagan prestasi akademik pada anak-anak sudah mencapai masa
remaja lebih banayak dipengaruhi oleh faktor motifasi dan belajar.
Khusus tentang prinsip kematangan, bahwa yang di maksud
dengan kematangan adalah kemampuan seorang untuk berbuat sesuatu dengan
cara-cara tertentu. Singkatnya ia telah memiliki intelengensi.
William Stern berpendapat bahwa integensi sebagian besar
tergantung dengan dasar dan turunan. Pendidikan atau lingkungan tidak begitu
berpengaruh kepada intelegensi seseorang.Juga Prof. Waterink seorang Mahaguru
di Amsterdam, menyatakan menurut penyelidikannya belum dapat dibuktikan bahwa
intelegensi dapat diperbaiki atau dilatih, bahwa banyaknya pengetahuan
bertambah akan tetapi tidak berarti bahwa kekuatan berpikir bertambah baik.
Dari batasan yang di kemukakan di atas, dapat kita ketahui
bahwa:
•
Integensi ialah faktor total.
Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan,
perhatian, minat, dan sebagainya ikut mempengaruhi integensi seseorang.
•
Kita hanya bisa mengetahui
intelegensi, dari tingkah laku atau perbuatannya yang tampak
•
Bagi suatu perbuatan integensi bukan
hanya kemampuan yang di bawa sejak lahir saja yang penting. Faktor-faktor
lingkungan, melalui kekuatan intelegensinya.
•
Bahwa manusia dalam kehidupannya itu
dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat
memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.
•
Ciri-ciri
kematangan belajar antara lain :
Mengetahui adanya tahap kematangan suatu sifat sangat
penting artinya bagi seorang pendidik atau pengasuh, karena pada tingkat itulah
si anak akan memberikan reaksi yang sebaik-baiknya terahadap semua usaha
bimbingan atau pendidikan yang sesuai bagim mereka.
Oleh karena itu kalau ingin mengajar atau melatih dengan
berhasil, tunggulah saatnya yang tepat yaitu timbulnya kematangan yang bagi
siterdidik merupakan masa peka atau masa yang tepat untuk dikembangkan/
dilatih.
Adanya ciri-ciri adanya kematangan tersebut pada diri si
anak adalah di tandai dengan adanya :
a. Perhatian
si anak
b. Lamanya perhatian berlangsung
c. Kemajuan jika diajar
atau dilatih.
Dan bila ditinjau dari aspek umum maka ciri-ciri dari
kematangan ditandai dengan beberapa hal yaitu terdiri dari:
•
Kematangan belajar ditandai dengan
terbentuknya readinees (kemampuan)
Kematangan disebabkan karena perubahan “genes” yang menentukan perkembangan struktur fisiologis dalam
system saraf, otak dan indra sehingga semua itu memungkinkan individu matang
mengadakan reaksi-reaksi terhadap setiap stimulus
lingkungan.
Memang, anak megalami pertumbuhan, dan pertumbuhan fisiknya
merupakan penyumbang terpenting bagi pembentukan readines, akan tetapi kita tidak boleh melupakan bahwa
perkembanganmereka tergantung pada pengaruh lingkungan dan kultur disamping
akibat tumbuhnya pola-pola jasmaniah. Stimulasi lingkungan serta
hambatan-hambatan mental individu mempengaruhi perkembangan mental, kebutuhan
dan lain sebagainya.
Seseorang baru dapat belajar tentang sesuatu apabila
dalam dirinya sudah terdapat “readiness”
(kemampuan) untuk mempelajari sesuatu itu. Sesuai dengan kenyataan, bahwa
masing-masing individu mempunyai perbedaan individual, maka masing-masing
individu mempunyai sejarah atau latar belakang perkembangan yang
berbeda-beda.Hal ini menyebabkan adanya pola pembentukan readiness yang
berbeda-beda pula di dalam diri masing-masing individu.
Individu mengalami pertumbuhan material
jasmaniahnya.Kecepatan pertumbuhan pada masing-masing individu tidak sama.
Perbedaan itu dapat disebabkan oleh karena pengaruh fisiologis, psikologis, dan
bahkan sosial.
•
Kematangan belajar ditandai dengan
terbentuknya emosional
Emosi yang kita ketahui adalah sebuah perasaan yang dapat
dibagi menjadi beberapa perasaan lagi. Dengan ini penulis menerangkan sedikit
mengenai pembagian tersebut dengan mengangkat study kasus yang subjeknya adalah
pemuda
•
Perasaan atau emosi marah
Marah pada pemuda timbul karena “social slighting”, yaitu kebimbangan pemuda akan status sosialnya
yang belum jelas dan stabil.
•
Perasaan dan emosi kasih sayang
Pemuda mulai mempersempit hubungan-hubungan kasih sayangnya.
Rasa kasih sayang yang kuat dicurahkan kepada seorang teman istimewanya, entah
teman istimewa itu orang yang lebih tua maupun sebaliknya, baik wanita maupun
pria.
•
Perasaan dan emosi takut
Rasa takut pada pemuda timbul karena kedudukannya yang
terasa asing kebimbangan akan status sosialnya yang menentu dan jelas.
Pernyataan takut itu dinyatakan dalam bentuk kata-kata (tongue tied).
•
Kematangan belajar ditandai dengan
terbentuknya intelektual
Intelektual secara harfiah berasal dari Bahasa Inggris
“intellectual” termasuk adjective (kata sifat), menurut As.Hornby et.al berarti
menunjukkan kekuatan penalaran yang baik. Dalam Bahasa Indonesia di lihat lebih
luas, kata intelektual dapat di artikan arif (cerdik, pandai, bijaksana, berilmu).
Dalam Bahasa Arab, intelektual adalah orang yang berakal, orang yang
mengetahui, berbudaya,akal pikiran.
Kematangan Intelektual adalah orang yang mampu menghadapi
segala persoalan dengan mempergunakan Nalar–Logika, melakukan
pertimbangan-pertimbangan yang logis, sistimatis dan efisien berdasarkan ilmu
pengetahuan seluas-luasnya.
Intelegensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan,
melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendiskripsikan perilaku individu yang
berkaitan dengan kemampuan intelektual.
Kesiapan belajar secara umum adalah kemampuan seseorang
untuk mendapatkan keuntungan dari pengalaman yang ia temukan. Sementara itu
kesiapan kognisi bertallian dengan pengetahuan, pikiran, dan kualitas berfikir
seseorang dalam menghadapi situasi belajar yang baru. Kemapuan-kemampuan itu
bergantung pada tingkat kematangan intelektual. Latar belakang pengalaman, dan
cara-cara pengetahuan sebelumnya distruktur (Connell, 1974).
Contoh kematangan intelektual antara lain adalah
tingkat-tingkat perkembangan kognisi piaget yang telah diuraikan pada bagian
psikologi perkembangan. Berkaitan dengan latar belakang pengalaman tersebut
diatas, Ausebel mengatakan faktor yang paling penting mempengaruhi belajar
adalah apa yang sudah diketahui oleh anak-anak. Sedangkan perihal menstrutur
kembali pengetahuannya untuk penyesuaian dengan materi-materi baru yang
diterima dari pendidik. Akan tetapi pada kasus-kasus lain struktur
kognisi itu dipegang erat-erat sehingga membuat pedidik mencari pendekatan lain
agar anak-anak dapat menangkap materi pelajaran baru itu.
Bagai mana dengan kesiapan afeksi? Connell (1974) menulis
bahwa sejumlah hasil penelitian mengatakan motivasi atau kesiapan sfrksi
belajar dikelas bergantung kepada kekuatan motif atau kebutuhan berprestasi,
orientasi motivasi itusendiri, dan faktor-faktor situasional yang mungkin dapat
membangunkan motivasui.Ciri-ciri motivasi yang mendorong umtuk berprestasi
adalah mengajar kompetensi, uaha mengaktualiasi diri, dan uaha berprestasi. Hal
ini dikenal dengan istilah kebutuhan untuk ber[restasi, salah satu kebutuhan
teori motivasi Mclelland.`2dxs2
Pendekatan yang lain yang dapat dilakukan dalam
mengembangkan motivasi adalah dengan program intervensi selama anak duduk di TK
dan kelas-kelas awal di SD. Intervensi ini bisa dalam bentuk:
•
Memperbanayak ragam fasilitas di TK
•
Memberi kesempatan kepada orang tua
untuk menyaksikan interaksi yang efektif di TK dan SD. Pola interaksi ini
adalah:
•
Memberikesempatan untuk
mngembangakan ketrampilan.
•
Membuat kegiatan-kegiatan
berprestasi berhasil
•
Menciptakan tujuan-tujuan yang
menantang, tidak terlalu gampang atau
terlalu sukar.
•
Memberi keyakinan untuk sukses serta
menghargai kemampuan-kemampuannya.
•
Membuat setiap anak tertarik dan
gemar belajar.
Sesudah mendapatkan informasi tentang kesiapan belajar, baik
kesiapan kognisi Maupun kesiapan afeksi atau motivasi, kini tiba gilisannya
untuk membahas aspek-aspek individu.Mengapa hal ini perlu dilakukan, mengingat
yang belajar atau yang dikenal pendidikan adalah individu itu sendiri.
Dalam proses pendidikan peserta didik atau warga belajarlah
yang harus memegang peranan utama. Sebab mereka adalah individu yang hidup dan
mampu berkembang sendiri.Pendidikan harus memperlakukan dan melayani
perkembangan mereka secara wajar.
Karena peserta didik atau warga belajar sebagai individu,
maka ada pula orang menyebutnya sebagai subjek didik. Disini terkandung
makna bahwa mereka, merupaka subjek yang mempunyai pendirian sendiri, aspirasi
sendiri, dan sebagainya. Mereka mampu melakukan kegiatan sendiri untuk mengembangkan
dirinya masing-masing dengan menggunakan perlengkapan-perlengkapan yang
mereka miliki. Dengan demikian tidak dapat dibenarkan bila pendidik memandang
mereka sebagai objek yang dapat diperlakukan semaunya oleh para pendidik.
Perlengkap peserta didik atau warga belajar sebagai subjek,
dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi lima kelompok, yaitu :
•
Watak, ialah sifat-sifat yang dibawa
sejak lahir yang hampir tidak dapat di ubah, misalnya watak pemarah, pendiam,
menyendiri, suka berbicara,cinta kasih dan sebagainya.
•
Kemampuan umum atau IQ, ialah
kecerdasan yang bersifat umum.
•
Kemamppuan khusus atau bakat ialah
kemampuan tertentu yang dibawa sejak lahir. Kemampuan ini pada umumya memberi
arah kepada cita-cita seseorang terutama bila bakatnya terlayani dalam
pendidikan.
•
Kepribadian, ialah penampilan
seseorang secara umum, seperti sikap, besarnya motivasi, kuatnya kemauan,
tabahnya mnghadapi rintangan, penghargaannya terhadap orang lain, kesopanannya,
toleransinya, dan sebagainya.
•
Latar belakang, ialah lingkungan
tempat dibesarkan terutama lingkungn keluarga. Lingkungan ini sangat besar
pengaruhnya terhadap perkmbangan jiwa bayi dan kanak-kanak
•
Kematangan belajar ditandai dengan
terbentuknya spiritual
Spiritual dalam arti sempitnya adalah pemujaan, atau
pemujaan. Sedangkan Dalam arti luasnya
spritual berabti tinngka ataau tarap keagamman seseorang.
Dalam hal ini terbentuknya spritual berarti kematangan dalam
diri seseorang itu telah terbentuk karena dimana setiap insan yang telah
memiliki suatu pilihan baik dan buruknya suatu al maka itu merupakan suatu
perkembanaan atau seatu kematangan yang lahir dari intelektual. Dan dengan
keintelektualan ini maka adanya suatu penyeimbangan antara kehidupan dunia dan
kehidupan setelah dunia yakni yang menyeimbangkan yakni kematangan seseorang
dalam berspritual.
BAB III
PENUTUP
•
Kesimpulan
•
Kematangan dapat berarti matanganya
suatu sifat atau potensi fisik yang terjadi secara kodrat akibat proses
pertumbuhan dan hanya tergantung pada waktu belaka.
•
Dalam proses perkembangan fungsi
kematangan itu adalah sebagai berikut:
•
Pemberi bahan mentah atau bahan baku
bagi suatu perkembangan
•
Pemberi batas dan kualitas
perkembangan.
•
Pemberi kemudahan bagi pendidik atau
pengasuh apabila melatih atau membimbing/ mengajarinya.
•
Pembentukan kematangan belajar
dibentuk oleh pembentukan fisik dan pembentukan fsikis antra lain adalah
sebagai berikut :
•
Dasar-dasar biologis tingkah laku
•
Perubahan-perubahan dalam otak yang
menimbulkan kematangan
4. Adanya ciri-ciri adanya kematangan
tersebut pada diri si anak adalah di tandai dengan adanya :
a. Perhatian
si anak
b. Lamanya perhatian
berlangsung
c. Kemajuan jika diajar
atau dilatih.
•
Dan bila ditinjau dari aspek umum
maka ciri-ciri dari kematangan ditandai dengan beberapa hal yaitu terdiri dari:
•
Kematangan belajar ditandai dengan
terbentuknya readinees (kemampuan)
•
Kematangan belajar ditandai dengan
terbentuknya emosional
•
Kematangan belajar ditandai dengan
terbentuknya intelektual
•
Kematangan belajar ditandai dengan
terbentuknya spiritual
DAFTAR
PUSTAKA
Dalyono, M. 2005. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Http://www.ilmujiwa
pendidikan.com. 27 Oktober 2012
http://sopyan-budiyanto.blogspot.com/2012/01/kematangan-dan-kesiapan-dalam-belajar.html .Sabtu, 14
Januari 2012.
Muhibbin Syah, 1994, Psikologi
Pendidikan, bandung: Remaja Rosdakarya.
Waah, bagus banget materinya. Dan tata cara penulisan makalahnya pun lumayan benar
BalasHapus