Kamis, 18 Juni 2015

Perencanaan Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya, yaitu nikmati iman dan islam yang dengan nikmat itu kita akan senantiasa dalam ridha Allah SWT. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi besar Muhammad SAW, juga kepada para sahabat, tabi’in, tabi tabi’innya juga kita selaku umatnya.
Dalam makalah kami yangberjudul Perencanaan Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab”, kami susun salah satunya untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perencanaan Desain Pembelajaran Bahasa Arab, juga dipersembahkan untuk para mahasiswa yang ingin memperkaya khanazah keilmuan.  Kami berharap makalah ini bisa membawa perubahan dalam pola paradigma setiap mahasiswa karena selama ini yang terjadi pada para mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab khususnya seringkali tidak ada keseriusan dalam menyelesaikan tugas. Bukan berarti kami yang paling serius, tapi ini hanya sekedar ulasan dari penulis. Semoga makalah ini berguna bagi semuanya.
            Tiada kesempurnaan di atas bumi ini karena kesempurnaan hanya milik Allah. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari bapak selaku dosen kami kiranya sedia untuk memperbaiki segala kekurangan yang terdapat didalam makalah kami ini. Akhirnyaatas segala hormat,  kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................              i
Kata Pengantar...........................................................................................              ii
Daftar Isi......................................................................................................              ii
BAB I . PENDAHULUAN.........................................................................             1
A.    Latar Belakang Masalah.................................................................
B.     Rumusan Masalah...........................................................................

BAB II . PEMBAHASAN............................................................................
A.    Pentingnya Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab................
B.     Manfaat Perencanaan  Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab.......
C.    Fungsi  Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab.......................
BAB III . PENUTUP...................................................................................
A.    Kesimpulan.......................................................................................
B.     Saran.................................................................................................
Daftar Pustaka .................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG MASALAH
Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusannya berbeda-beda satu dengan yang lain. Cunningham misalnya mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsiuntuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian. Menurut Arthur W. Steller bahwa perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be)yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber. Sedangakan menurut Stephen P. Robbins bahwa perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan.
            Menurut Degeng pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik.

            Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut.
            Dilihat dari sejarahnya, tujuan pembelajaran pertama kali diperkenalkan oleh B.F.Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavioral science) dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian diikuti oleh Robert Mager yang menulis buku yang berjudul Preparing Instructional Objective pada tahun 1962. Selanjutnya diterapkan secara meluas pada tahun 1970 diseluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia. Penuangan tujuan pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi efesiensi diperoleh hasil yang maksimal.[1]
            Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancang agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran.
            Menurut pemakalah bahwa perencanaan tujuan pembelajaran adalah pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam membelajarkan peserta didik.



B.       RUMUSAN MASALAH
1.         Seberapa penting perencanaan pembelajaran ?
2.         Apa manfaat perencanaan tujuan pembelajaran bahasa arab ?
3.         Apa fungsi perencanaan tujuan pembelajaran bahasa arab ?
4.         Bagaimana langkah-langkah penyusunan perencanaan dalam  mencapai tujuan pembelajaran ?
















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pentingnya Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab
            Seorang arsitek yang profesional, sebelum ia membangun sebuah gedung, terlebih dahulu ia akan merancang bentuk gedung yang sesuai dengan struktur dan kondisi tanah, selanjutnya ia akan menentukan berbagai bahan yang dibutuhkan, menghitung biaya yang diperlukan termasuk menentukan berapa jumlah pegawai yang dibutuhkan termasuk menentukan berapa jumlah pegawai yang dibutuhkan.mengapa seorang arsitek perlu melakukan semua itu ? itulah penting perencanaan. Melalui perencanaan yang matang ia dapat menentukan estimasi waktu yang dibutuhkan unutk menbangun gedung sesuai dengan harapan, bahkan ia pun dapat memprediksi kekuatan gedung tersebut. Coba bayangkan bagaimana seandainya seorang arsitek dalam membangun gedung tanpa perencanaan yang matang.
            Demikian seorang pekerja profesional lainnya. Sebelum ia melakukan pekerjaan sesuai dengan keahliannya, ia akan melakukan perencanaan terlebih dahulu. Seorang pengacara profesional, sebelum ia menangani kasus hukumnya, terlebih dahulu ia akan mempelajari pasal-pasal yang terkait dengan kasus hukumnya. Seorang pelatih sepak bola, sebelum timnya melakukan pertandingan terlebih dahulu ia akan merancang terlebih dahulu, bagaimana agar timnya memenangkan pertandingan dengan mengkaji kekuatan tim lawannya. Inilah hakikat perencanaan. Perancanaan disusun untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
            Menurut Deshimer (1990) ada dua alasan perlunya perencanaan:
1.        Hakikat manusia yang memiliki kemampuan dan pilihan untuk berkreasi sesuai dengan pandangannya.
2.        Setiap manusia hidup dalam kelompok yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga selamanya  membutuhkan koordinasi dalam melaksanakan berbagai aktivitas.
Nah, sekarang bagaimana dengan pembelajaran. Apakah seorang guru perlu melakukan perencanaan ? kalau kita percaya guru sebagaipekerjaan profesional, tentu saja setipa guru yang akan melaksanakan pekerjaannya perlu melakukan perencanaan. Mengapa perencanaan pembelajaran dibutuhkan ? Hal ini disebabkan beberapa hal.
1.        Pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sesederhana apa pun proses pembelajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.
2.        Pembelajaran adalah proses kerja sama. Proses pembelajaran minimal akan melibatkan guru dan siswa.
3.        Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran. Akan tetapi suatu proses  pembentukan perilaku perilku siswa.
4.        Proses pembelajaran akan afektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar.
            Memerhatikan hal diatas, maka perencanaan pembelajaran merupakan proses yang kompleks dan tidak  sederhana. Proses perencanaan memerlukan pemikiran yang matang, sehingga akan berfungsi sebagai pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran.







B.       Manfaat Perencanaan  Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab
            Seperti yang kita ketahui untuk mencapai haisil yang optimal, senantiasa tersedia berbagai alternative. Ketika kita menyusun perencanaan, tentu kita akan mengambil keputusan alternative mana yang terbaik agar proses pencapaian tujuan berjalan secara efektif. Dengan demikian, ada beberapa manfaat yang dapt kita petik dari penyusunan proses pembelajaran.
a.         Melalui proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan yang bersifat untung-untungan. Artinya, dengan perencanaan yang matang dan akurat, kita akan mampu memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dapat dicapai.
b.        Sebagai alat untuk memecahkan masalah.
c.         Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.
d.        Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis. Artinya, proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi akan berlangsung secara terarah dan terorganisir.

1.         Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab
     Banyak pengertian yang diberikan para ahli pembelajaran tentang tujuan pembelajaran,yang satu sama lain memiliki kesamaan disamping ada perbedaan sesuai dengan sudut pandang garapannya. Robert F. Mager (1962) misalnya memberikan pengertian tujuan pembelajaran sebagaiperilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.[2]pengertian kedua dikemukakan oleh Edwar L. Dejnoszka dan David E. kapel (1981), juga Kemp (1977) yang memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang konkret serta dapat dilihat dan fakta yang tersamar.[3] Definisi ketiga dikemukakan oleh Fred Percival dan Henry Ellington (1984) yakni tujuaj pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.[4]

2.        Taksonomi Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi. Benyamin S. Bloom dan D. Krathwohl (1964) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor.[5]

a.         Kawasan kognitif
Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri atas 6 (enam) tingkatan byang secara hierarkis berurut dri yang paling rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling tinggi (evaluasi) dam dijelaskan sebagai berikut:

1)   Tingkat pengetahuan (knowledge).
Pengetahuan di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.

a)    Tingkat pemahaman (comprehension)
Pemahaman di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

b)     Tingkat penerapan (Applicatioan)
Penerapan di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
c)      Tingkat Analisis (Analysis)
Penerapan di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
d)     Tingkat sintesis (Synthesis)
Sintesis di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yangb ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.


e)      Tingkat Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi di sini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya.

b.        Kawasan Afektif (sikap dan perilaku)
Kawasan tertentun afektif adalah satun domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afeksi ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks adalah sebagai berikut:
1)        Kemauan menerima
Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca vuku, mendengar musik atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda.
2)        Kemauan menanggapi
Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjukkan pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu,.
3)        Berkeyakinan
Berkeyakinan berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu.


4)        Penerapan karya
Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai  sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang tinggi.

5)        Ketekunan dan ketelitian
Ini adalah tingkatan afektif yang tertinggi






C.        Fungsi  Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab
     Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi diantaranya:
1.         Fungsi kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang, akan dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang terjadi.melalui umpan balik itulah guru dapat meningkatkan dan memperbaiki program. Secara kreatif, guru akan selalu memperbaiki berbagai kelemahan dan menemukan hal-hal baru.

2.         Fungsi inovatif
Mungkinkah suatu inovasi pembelajaran akan muncul tanpa direncanakan, atau diketahui terlebih dahulu berbagai kelemahan ? tidak , bukan ? suatu inovasi hanya mugkin muncul seandainya kita memahami adanya kesenjangan itu hanya mungkin dapat ditangkap, manakala kita memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis. Proses pembelajaran yang sistematis itulah yang direncanakan dan terprogram secara utuh. Dalam kaitan inilah perencanaan memiliki fungsi inovasi.



3.         Fungsi selektif
Adakalanya untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran pembelajaran kita dihadapkan kepada berbagai pilihan strategi. Melaluoi proses perencanaan kita dapat menyeleksi strategi mana yang kita anggap lebih afektif dan efisien untuk dikembangkan. Tanpa suatu perencanaan tidak mungkin kita dapat menentukan pilihan yang tepat. Fungsi selktif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui proses perencanaan guru dapat menetukan materi mana yang sesuai dengan materi mana yang tidak sesuai.



4.         Fungsi komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang terlibat, baik kepada guru, siswa,kepala sekolah, bahkan kepada pihak eksternal seperti kepada orang tua dan masyarakat.

5.         Fungsi prediktif
Perencanaan yang disusun secara benardan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu treatment sesuai dengan program yang disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi. Di samping itu, fungsi prediktif dapt menggambarkan hasil yang akan diperoleh.

6.         Fungsi akurasi
Sering terjadi, guru merasa kelebihan bahan pelajaran sehingga mereka merasa waktu yangn tersedia tidak sesuai dengan banyaknya bahan yang harus dipelajari siswa. Akibatnya, proses pembelajaran berjalantidak normal lagi,sebab kriteria keberhasilan diukur dari sejumlah materi pelajaran yang disampaikan pada siswa tidak peduli materi itu dipahami atau tidak.perencanaan yang matang dapat menghindari hal tersebut.

7.         Fungsi pencapaian tujuan
Mengajar bukanlah sekadar menyampaikan mater, akan tetapi membentuk manusia secara utuh. Manusia utuh bukan hanya berkembang dalam aspek intelektual saja,akan tetapi juga dalam sikap dan keterampilan.

8.         Fungsi kontrol
Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang terpisahkan dalm suatu proses pembelajarantertentu. Melalui perencanaan kita dapat menentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapt diserap oleh siswa, materi mana yang sudah dan belum dipahami oleh siswa.




















BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut.

B.       Saran

Daftar Pustaka












DAFTAR PUSTAKA

Bloom, B.S, (Ed). 1956. Taxonomy of Educational Objectives., Third Edition, California: Wadsworth Publishing Company.

Fred Percival dan Henry Ellington. 1984. A hand Book of Educational Technology. Edisi ke I.

Jerold  E. Kemp. Ed. D. 1977. Instructional Design, A plan for unit and Course  Development, Edisi Ke II.

Hamzah B. Uno. Dr. M. Pd,  2006, PerencanaanPembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wina Sanjaya, Dr. M. Pd 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media Group.



[1] Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd.,Perencanaan Pembelajaran, cet. I; (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2006), h. 34
[2] Robert F. Mager, Preparing Instructional Objectives, Edisi II, th. 1975.
[3] Jerold E., Kemp. Ed. D. Instructional Design, A Plan For Unit and Course Depelopment, Edisi ke II1977.

[4] Fred Percival dan Henry Ellington, A Hand Book Of Educational Technology, Edisi ke I1984.
[5] Blom, B.S., (Ed.), Taxonomy of Educational Objectives, The Classification of Educational Goals, Handbook I: Cognitive domain, New York: Longman, Th. 1956

Tidak ada komentar:

Posting Komentar