BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
di Negara kita saat ini mengalami perubahan yang lebih baik dibandingkan pada
kepemimpinan yang sebelumnya. Segala upaya dilakukan pemerintah demi
menciptakan pendidikan Indonesia yang maju dan dapat bersaing dengan
Negara-negara maju lainnya.
Agar
pencapaian pendidikan berhasil, banyak sekali faktor yang memperngaruhi dalam
proses pendidikan. Dan faktor yang utama ialah dari peserta didik sendiri.
Apapun usaha pemerintah ataupun orang tua untuk mencapai keberhasilan, jika
dalam hati peserta didik sendiri tidak memiliki keinginan atau kemauan yang
kuat untuk berhasil maka akan sia-sia usaha yang telah diupayakan pemerintah ,
guru dan orang tua. Dari latar belakang permasalahan di atas, maka disini
pemakalah akan membahas mengenai beberapa unsur penting dari pengertian
pendidikan kemauan, jenis pendidikan kemauan beserta hadits yang membahas
tentang pendidikan kemaun.
Pendidikan
Kemauan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena
pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan
merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek
yang dicakupnya. Sedangkan pengertian kemauan sendiri itu sangatlah luas dalam
mencakup segi pendidikan. Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan
manusia, dapat diartikan sebagai aktifitas psikis yang mengandung usaha aktif
dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan adalah titik akhir dari
gerakan yang menuju pada sesuatu arah. Adapun tujuan kemampuan adalah
pelaksanaan suatu tujuan-tujuan yang harus diartikan dalam suatu hubungan.
Misalnya, seseorang yang memiliki suatu benda, maka tujuannya bukan pada bendanya,
akan tetapi pada mempunyai benda itu”, yaitu berada dalam relasi (hubungan),
milik atas benda itu. Seseorang yang mempunyai tujuan untuk menjadi sarjana,
dengan dasar kemauan, ia belajar dengan tekun, walaupun mungkin juga sambil
bekerja. Dalam istilah sehari-hari, kemauan dapat disamakan dengan kehendak dan
hasrat. Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu yang
merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik.
Dalam
pengertian lain dicontohkan bahwa kemauan dari segi agama ialah sebuah niat
atau keinginan yang bersumber dari hati untuk melakukan sesuatu dengan setulus
hati tanpa ada paksaan. Dalam pengaplikasian sehari-hari kita bisa mengambil
contoh anak yang belum baligh berpuasa. Seorang anak yang dilatih puasa oleh
orang tuanya walaupun hanya setengah hari (buka saat dzuhur), ini berarti puasa
bukan hanya amalan menahan atau mengendalikan diri dari lapar, dahaga, dan
kebutuhan seksual, tetapi juga berisi pendidikan kemauan kepada anak-anak.
Dengan harapkan dikemudian hari anak dituntut berpuasa satu hari penuh dengan
memberi imbalan atau hadih untuk memberikan motivasi kepada anak. Jika telah
baligh nanti maka anak tersebut akan terlatih untuk berpuasa. Inilah maksud
dari pendidikan kemauan bagi anak, yaitu memberikan pengajaran serta memberi
sebuah motivasi kepada anak-anak. Menurut Fyans dan Maes dalam bukunya
Mustaqim, bahwasannya faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah latar
belakang keluarga, kondisi sekolah, dan motivasi. Dari beberapa pengertian
pendidikan dan kemauan di atas, pemakalah dapat menyimpulkan pengertina
pendidikan kemauan ialah usaha untuk memperoleh pengetahuan suatu ilmu
berdasarkan keinginan serta niat dari dalam diri seseorang dibantu dorongan
motivasi dari beberapa pihak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari
kemauan?
2.
Apa Hadits
tentang kemauan itu?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun
tujuan dalam karya ilmiah ini, penulisan mencoba memberikan beberapa tujuan
sebagai berikut :
1.
Sebagai
wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitian dalam bentuk
tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
2.
Menumbuhkan
etos dikalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu
pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
3.
Karya
ilmiah yang telah di tulis itu diharapkan menjadi wahana tranformasi
pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
4.
Melatih
keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
D.
Manfaat Penulisan Makalah
Selanjutnya, penulisan memberikan manfaat menulis
karya ilmiah sebagai berikut :
1.
Melatih
untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.
2.
Melatih
untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.
3.
Mengenalkan
dengan kegiatan kepustakaan.
4.
Meningkatkan
pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis.
5.
Memperoleh
kepuasaan intelektual.
6.
Memperluas
cakrawala ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gejala-gejala Kemauan
Kemauan adalah salah satu
fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai aktifitas psikis yang
mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan
adalah titik akhir dari gerakan yang menuju suatu arah. Adapun tujuan kemauan
adalah pelaksanaan suatu tujuan-tujuan mana, harus diartikan dalam suatu
hubungan.
Dorongan hidup, yang bekerja tanpa
disadari dan berlangsung dengan sendirinya, disebut: otomatisme. Misalnya :
a. peredaran darah
b. pencemaran makanan
c. pernapasan pada paru-paru. Dan sebagainya.
Semua dorongan ini berpangkal pada tiga macam dorongan asli, yaitu :
a. dorongan mempertahankan diri
b. dorongan mempertahankan jenis, dan
c. dorongan mengebangkan diri.
Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat
mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari
luat sebagi gerak-gerik. Fungsinya kehendak ini berkaitan dengan fikiran dan
perasaan.
Untuk
mempermudah mempelajarinya maka gejala kemauan dibagi atas; Dorongan,
Keinginan, Hasrat, Kecenderungan dan Hawa Nafsu.
1. Dorongan Dorongan ialah suatu kekuatan dari dalam yang
mempunyai tujuan tertentu dan berlangsung di luar kesadaran manusia. Dorongan
ini dibedakan menjadi 2 golongan yakni :
a.
Dorongan
Nafsu : · Dorongan nafsu makan. · Dorongan nafsu seksual. · Dorongan nafsu
social. · Dorongan nafsu meniru.
b.
Dorongan
Rohaniah : · Dorongan keamanan. · Dorongan menonjolkan diri. · Dorongan ingin
tahu. · Dorongan keindahan. · Dorongan kebaikan. · Dorongan kebebasan. ·
Dorongan bekerja.
2.
Keinginan
Keinginan ialah dorongan nafsu yang tertuju pada suatu benda tertentu, atau
yang kongkrit, keinginan yang dipraktekkan bisa menjadi kebiasaan. Misal nafsu
makan menimbulkan keinginan untuk makan sesuatu. Sedangkan kebiasaan adalah
gerak perbuatan yang berjalan dengan lancar dan seolah-olah berjalan dengan
sendirinya.
3.
Hasrat, hasrat
ialah suatu keinginan tertentu yang dapat diulang-ulang. Adapun ciri-ciri Hasrat
adalah sebagai berikut :
a.
Hasrat
merupakan “motor” penggerak perbuatan dan kelakuan manusia.
b.
Hasrat
berhubungan erat dengan tujuan tertentu, baik positif maupun negatif. Positif
berarti mencapai barang sesuatu yang dianggap berharga atau berguna baginya.
Sedang negatif berarti menghindari sesuatu yang dianggap tidak mempunyai
harga/guna baginya.
c.
Hasrat
selamanya tidak terpisah dari gejala mengenal (kognisi) dan perasaan (emosi).
Dengan kata lain : hasrat tidak dapat dipisah-pisahkan dengan pekerjaan jiwa
yang lain.
d.
Hasrat di
arahkan kepada penyelenggaraan suatu tujuan
4.
Kecenderungan,
hasrat yang aktif yang menyuruh manusia agar lekas bertindak.
Keinginan-keinginan yang sering muncul atau timbul disebut: kecenderungan,
Kecenderungan sama dengan kecondongan. Kecenderungan dapat menimbulkan dasar
kegemaran terhadap sesuatu. Kecenderungan dapat dibedakan menjadi beberapa
golongan:
a.
Kecenderungan
vital (hayat), misalnya: lahap, gemar, makan, gemar minuman keras dan
sebagainya.
b.
Kecenderungan
perseorangan, menimbulkan sifat-sifat loba, tamak, kikir, egoistis.
c.
Kecenderungan
sosial, misalnya: persahabatan, persaudaraan, berbuat amal dan sebagainya.
d.
Kecenderungan
abstrak, yang positif misalnya: taat pada Tuhan, jujur, patuh, bertanggung
jawab, dan sebagainya sedangkan yang negatif misalnya: dusta, bohong dan sebagainya.
5.
Nafsu &
Hawa Nafsu. Nafsu adalah dorongan yang terdapat pada tiap-tiap manusia dan
memberi kekuatan bertindak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup tertentu.
Nafsu terdiri atas 2 jenis yaitu : · Nafsu Individual (perseorangan), misalnya
nafsu makan, nafsu bermain, nafsu bertindaknafsu merusak, nafsu berkelahi,
nafsu berkuasa dan sebagainya. · Nafsu Sosial (kemasyarakatan), misalnya: nafsu
meniru, nafsu kawin, nafsu berkumpul dengan orang lain, nafsu berserikat, nafsu
melindungi, nafsu mempertahankan diri, nafsu mencari ilmu, nafsu bersujud
kepada Tuhan Sedangkan hawa nafsu adalah kenderungan atau keinginan sangat kuat
dan mendesak yang sedikit banyak mempengaruhi jiwa seseorang disebut hawa
nafsu. Dengan timbulnya hawa nafsu seakan-akan keinginan-kainginan yang lain
dikesampingkan, sehingga tinggal satu keinginan saja yang berkuasa dan bergerak
dalam kesadaran. Disamping itu hawa nafsu dicirikan dengan:
a.
Perasaan
sangat terpengaruh dan daya berfikir dapat dilumpuhkan.
b.
Biasanya
hawa nafsu disertai timbulnya kekuatan-kekuatan yang hebat.
Akibat
timbulnya hawa nafsu tersebut hidup jasmani dan rohaninya menjadi kacau dan
terganggu. Hawa nafsu yang banyak muncul antara lain: judi, birahi, nonton, minuman
keras dan sebagainya.
B. Hadits Tentang Kemauan
Telah
jelas mengenai pengertian pendidikan kemauan diatas, sesungguhnya pengertian
dari kemauan adalah sebuah keinginan dari dalam hati sendiri. Dalam agama Islam
telah dijelaskan segala amal perbuatan itu tergantung niatnya. Termasuk dalam
mencari ilmu itu adalah atas dasar niat dan keinginan yang kuat dari anak
didik. Maka dalam makalah ini kita akan membahas hadits tentang niat. (( إِنَّمَا
اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَ إِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ
كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَ
رَسُوْلِهِ، وَ مَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ
يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ )) [رواه إماما المحدثين أبو عبد الله
محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري و ابو الحسين مسلم بن
الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada
niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya.
Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada
Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang
ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka
hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut” (HR.
al-Bukhāriy dan Muslim)
Adapun Faedah Hadits di atas:
1. Tidak akan pernah ada amal perbuatan kecuali disertai
dengan niat.
2.
Amal perbuatan
tergantung niatnya.
3.
Pahala
seseorang yang mengerjakan suatu amal perbuatan sesuai dengan niatnya.
4.
Seorang
‘alim (guru, ustadz atau pendidik) diperbolehkan memberikan contoh dalam
menerangkan dan menjelaskan.
5.
Keutamaan
hijrah, karena Rasulullah saw menjadikannya sebagai contoh permisalan.
6.
Seseorang
akan mendapatkan pahala kebaikan, atau dosa, atau terjerumus dalam perbuatan
haram dikarenakan niatnya.
7.
Suatu amal
perbuatan tergantung wasilahnya. Maka sesuatu yang mubah dapat menjadi suatu
bentuk ketaatan dikarenakan niat seseorang ketika mengerjakannya adalah untuk
memperoleh kebaikan, seperti ketika makan dan minum, apabila diniatkan untuk
menyemangatkan diri dalam ketaatan.
8. Suatu amal perbuatan dapat menjadi kebaikan yang
berpahala bagi seseorang, namun dapat pula menjadi dosa yang diharamkan bagi
seseorang yang lain, adalah sesuai dengan niatnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara.
Kemauan
disamakan dengan kehendak dan hasrat, ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat
mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar
sebagai gerak-gerik.
Kemaun
dalam Islam disamakan dengan niat melakukan sesuatu dari dalam lubuk hati
sendiri tanpa adanya paksaan dari siapapun. Pendidikan Kemauan Ialah Memberikan
sebuah motivasi untuk mencapai tujuan. Gejala kemauan dibagi atas; Dorongan,
Keinginan, Hasrat, Kecenderungan dan Hawa Nafsu. Tidak akan pernah ada amal
perbuatan kecuali disertai dengan niat.
B. Saran
Demikian
makalah hadits tentang pendidikan kemauan kami susun. Kami menyadari isi dari
makalah ini jauh dari kesempurnaan, dengan segala kekurangan dan keterbatasan
yang kami miliki. Serta terbatasnya sumber yang pemakalah peroleh. Kritik dan
saran kami harapkan dari pembaca Serta demi tercapainya ilmu yang lebih baik.
Amin Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca serta bermanfaat
bagi pemakalah. Apabila ada kata yang kurang berkenan di hati pembaca kami
segenap pemakalah mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu.
1998. Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Kartono, Kartini.
1984. Psikologi Umum. Bandung : CV Mandar Maju
Mustaqim. 2007. Ilmu Jiwa Belajar, Semarang:
CV. Andalan Kita.
Shalahudin, Mahfudz.
1986. Pengantar Psikologi Umum, Surabaya : Sinar Wijaya
Sujanto, Agus.
2004. Psikologi Umum. Jakarta :Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar