Senin, 08 Juni 2015

Alat Evaluasi Hasil Belajar Teknik Tes & Nontes


KATA PENGANTAR
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
      Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, atas limpahan Hidayah dan Taufiknya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Alat Evaluasi Hasil Belajar Teknik Tes dan Nontes” mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Makalah ini disusun untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan para pembaca.
Makalah ini memberi perhatian yang besar terhadap ilmu pendidikan, khususnya dalam evaluasi pendidikan dan membantu memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada calon guru maupun para guru yang sudah bertugas.
Dengan selesainya makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan–kekurangan karena sebagai manusia biasa pasti memiliki keterbatasan, baik pengetahuan, kemampuan maupun pengalaman. Karena itu, kami mengharapkan kritik dan  saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini.


Parepare, 03 Oktober 2013

                                                                                    Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                     i
DAFTAR ISI                                                                                     ii
BAB I PENDAHULUAN                             
A.    Latar Belakang Masalah                                                   1
B.     Rumusan Masalah                                                 2
C.     Tujuan                                                                               2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Teknik Tes                                                                         3
1.      Pengertian Tes                                                             3
2.      Fungsi Tes                                                                   4
3.      Penggolongan Tes                                                       4
B.     Teknik Nontes                                                                   10
1.      Pengertian Teknik Nontes                                           10
2.      Penggolongan Nontes                                                 10                   
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                       14
B.     Saran                                                                                 15
DAFTAR PUSTAKA                                                                      16


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Teknik tes merupakan suatu kenyataan bahwa manusia dalam hidupnya berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Tidaka ada dua individu yang persis sama.,baik dari segi fisik, maupun psikisnya. ini merupakan salah satu bukti keagungan Allah SWT atas segala ciptaan-Nya.dan agar kita semua berbakti pada-Nya.
Adanya perbedaan individual itu sudah barang tentu akan turut serta menentukan berhasil atau tidaknya individu-individu tersbutdalam menjalankan tugas dan kewajibannya, sehingga dengan demikian akan berakibat pula adanya perbedaan prestasi kerja maupun prestasi belajarnya.
Senada dengan adanya perbedaan individu itu, maka perlu diciptakan alat untuk mendiagnosis atau mengukur keadaan individu, dan alat pengukur itulah yang lazim disebut tes. Dengan alat pengukur berupa tes tersebut, maka orang akan berhasil mengetahui adanya perbedaan antara individu.
Pernyataan di atas tidaklah harus diartikan bahwa teknis adalah satu-satunya teknik untuk melakukan evaluasi hasil belajar, sebab masih ada teknik yang lainnya yaitu teknik nontes yaitu teknik yang dilakukan tanpa “menguji” peserta didik melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis, wawancara, menyebarkan angket, dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen.
Teknik ini juga memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup, dan ranah keterampilan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari tes?
2.      Apa saja fungsi tes?
3.      Ada berapa penggolongan tes?
4.      Apa pengertian dari teknik nontes
5.      Ada berapa penggolongan nontes?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari tes.
2.      Mengetahui apa saja fungsi tes.
3.      Mengetahui penggolongan tes.
4.      Untuk mengetahui pengertian dari teknik nontes.
5.      Mengetahui penggolongan nontes.















BAB II
PEMBAHASAN
A.  TEKNIK TES
1.    Pengertian Tes
Secara harfia, kata “tes” berasal dari bahasa prancis kuno:  testum dengan arti: piring untuk menyisi hkan logam-logam mulia ( maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu akan dapat di peroleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa inggris ditulis dengan test yg dalam bahasa Indonesia di artikan dengan “tes”. “ujia” atau “percobaan”. Dalam bahasa Arab:  Imtihaan.[1]
Ada beberapa istilah sehubung dengan uraian di atas yaitu istilah tes, testing, tester, dan testee, yang masing-masing mempumyai pengertian yang berbeda, Tes adalah alat untuk prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaina; testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa  berlangsungnya pengukura dan penilaian; tester artinya orang yang melaksanakan tes, atau pembuat tes, atau eksperimentor, yaitu prang yang sedang melakukan percobaan (eksperimen); sedangkan testee (mufrad) dan testees(jama’) adalah phak yang sedang di kenai tes (peserta tes, peserta ujian), atau pihak yang sedang dikenai percobaan(tercoba). [2]
Pengertian dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul psychological testing, yang dimaksud dengan tes adalah pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat berul-betul di gunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Adapun menurut Lee J. Cronbach dala bukunya berjudul Essential of psychological Testing, tes merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih. Sedangkam menurut F.L,.Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk  membandingkan kecakapan mereka, suatu dengan yang lain.
Dari defenisi-defenisi diatas dapat dipahami bahwa dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yamg berbentuk pemberian tugas atau serangkain tugas (baik berupa pernyataan-pernyataan ( yang harus dijawab), atau nperintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testeesean tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.

2.      Fungsi Tes
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
a.       Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingka perkembangan atau kemajuan yang  telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempu proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
b.      Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran,  sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui  suda seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.[3]

3.      Penggolongan Tes
Sebagai alat ukur tes dapat dibedakan menjadi  beberapa jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan, di antaranya yaitu:
a.      Penggolongan Tes Berdasarkan Fungsinya Sebagai Alat Pengukur Perkembangan/Kemajuan Belajar Peserta Didik.
Ditinjau dari Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan/kemajuan belajar peserta didik. Tes dapat di golongkan menjadi enam golongan yaitu: 1) Tes Seleksi, 2) Tes Awal, 3) Tes Akhir, 4) Tes Diagnostic, 5) Tes Formatif Dan 6) Sumatif.  

1)      Tes seleksi  (al-imtihaan al- intikhabiy)
Tes seleksi dering dikenal dengan istilsh”Ujian saringan” atau “ujian masuk”. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memili calon peserta didik yangb tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
2)      Tes awal (al-imtihaan al-mabda’iy)
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengatahui sejauh manakah materi atau bahan pelajar yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberkan kepada peserta didik.
       Setelah tes Awal berakhir, maka sebagai tindak lanjutnya adalah: (a). jika dalam tes awal itu semua materi  yang ditanyakan dalam tes sudah dikuasai oleh peserta didik dengan baik, maka materi yang telah ditanyakan dalam tes awal itu tidak akan diajarkan lagi, (b). jika materi yang dapat dipahami oleh peserta didik baru sebagian saja, maka yang diajarkan adalah materi pelajaran yang belum cukuo dipahami oleh para peserta didik  tersebut.
3)     Tes Akhir ( Al- imtihaan al-niha’iy )
       Tes akhir biasanya dikenal dengan istilah post-tes. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengatahui apakah semuam materi pelajaran yang tergolong penting suda dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik.
4)      Tes diagnotik ( al-imtihaan al-fahshiy)
Tes diagnotik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.  Tes diagnotik bertujuan untuk mentukan jawab atas pertayaan “apakah peserta didik suda dapat menguasai pengetahuan yang merupakan dasar atau landasan untuk dapat menerima pengatahuan selanjutnya?
5)      Tes formatif ( al- imtihaan al- yaumiy)
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah dejauh manakah peserta didik “teleh terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.  Perlu diketahu bahwa istilah “formatif” itu berasal dari kata “from” yang berarti “bentuk”.  Tes formatif ini biasanya dilakukan di tengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan barakhir atau dapat diselesaikan. Disekolah-skolah tes formatif ini biasa dikenal dengan istilah” ulangan harian”.
Tindak lanjud yang perlu dilakukan setelah diketahuinya hasil tes formatif adalah: (a). jika materi yang telah diteskan itu telah dikuasai dengan baik, maka pembelajaran dilanjudkan dengan pokok bahasan yang baru. (b).  jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai, maka sebelum dilanjutkan dengan pokok bahasan baru terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan lagi bagian-bagian yag belum dikuasai oleh peserta didik. Tujuan dari tes formatif itu adalah untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik dan sekaligus juga untuk memperbaiki proses pembelajaran.
6)      Tes  sumatif (al- imtihan al-Nisf al- samawiy)
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan suatu program pengajaran selesai diberikan. Di skolah, tes ini dikenal dengan istilah” ulangan umum” atau “EBTA” (Evaluasi belajar tahap akhir), di mana hasilxa di gunakan untuk mengisi nilai rapor atau ijasa (STTB).
Tes sumatif bertujuan untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, sehingga dapat ditentukan:
(a)    Kedudukan dari masing-masing peserta didik ditengah-tengah kelompoknya.
(b)   Dapat atau tidaknya peserta didik untuk mengikuti program pengajaran berikutnya( yang lebih tinggi).
(c)    Kemajuan peserta didik, untuk diimformasikan kepada pihak orang tua, petugas bimbingan dan konseling, lembaga-lembaga pendidikan lainnya, atau pasaran kerja, yang tertuang dalam bentuk Rapor Atau Surat Tanda Tamat Belajar. [4]

b.      Penggolongan Tes Berdasarkan Aspek Psikis Yang Ingin Diungkap
Dilihat dari segi aspek kejiwaan yang ingin diungkap, dibedakan menjadi lima golongan yaitu:
1)      Tes intelegensi (intelegency test) , yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau mengatahui tingkat keserdasan seseorang.
2)      Tes kemampuan (aptitude test) ,  tes yang dilaksanaka dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee
3)      Tes sikap ( attitude test) yakni salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.
4)      Tes kepribadian (personality test), yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap cirri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi atau kesenangan, dan lain-lainnya.
5)      Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian (achievement test), yakni tes yang bisa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau pesrta belajar. Tes hasil belajar atau tes prestasi belajar dapat didefenisikan sebagai cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur( yang dapat ditempu) dalam rangka pengukuran dan penilaian hasil belajar, yang berbantuk tugas atau serangkaian tugas   (baik berupa pertanyaan-pertanyaan maupun soal-soal) yang harus dijawab atau perintah yag harus dikerjakan  oleh web, atau perintah-perintah yag harus dikerjakan testee, (sehingga berdasarkan atas data yang diperoleh dari keinginan pengukuran itu) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi belajar testee ;  nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai standar tertentu, atau dapat pula di bandingkan dengan nilai-nilai yang berhasil dicapai oleh testee lainnya.[5]

c.       Penggolongan lain-lain
Dilihat dari banyaknya orang yang mengikuti tes, tes dapat di bedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1)      Tes individual (individual test), yakni tes dimna tester hanya berhadapan satu orang tester saja,
2)      Tes kelompok (grup test), yaakni tes dimana tester berhadapan dengan lebih dari satu orang testee.
Dilihat dari segi waktu yang disediakan bagi testee untuk menyelesaikan tes, tes dibedakan menjadi  dua golongan, yaitu:
1)      Power  test, yakni tes di mana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi.
2)      Speed test, yaitu tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut dibatasi.
Dilihat dari segi bentuk responya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1)      Verbal  testee, yakni status tes yang menghendaki respon (jawaban) yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata  atau kalimat, baik secara lisan maupun secara tertulis.
2)      Nonverbal test, yakni suatu tes yang menghendaki  respon (jawaban) dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melaikan berupa tindakan atau tingkah laku, jdi respon yang dikehendaki muncul dari teste adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
Apabilah di tinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberi jawabannya, tes dapat di bedakan menjadi dua golongan yaitu:
1.      Tes tertulis( pencil and paper test), yakni jenis tes dimana  tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee member i kan jawabannya juga secara tertulis.
2.      Tes lisan (ninpencil andpaper test) tes dimana  tester  didalam meengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan testee memberikan jawabannya secara lisan pula.


B.     Teknik Nontes
Teknik nontes merupakan suatu teknik evaluasi hasil belajar peserta dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket,dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen. Teknis nontes ini pada umumnya memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup, dan ranah keterampilan.[6]
Teknik nontes adalah alat penilaian yang dilakukan tanpa melalui tes. tes ini digunakan untuk menilai karakteristik lain dari murid.[7]
1.      Penggolongan Teknik Nontes
Adapun yang tergolong t    eknik nontes adalah :
1.      Skala Bertingkat
Skala bertingkat merupakan skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angkat terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Biasanya angka-angka yang digunakan diterakan pada skala dengan jarak yang sama. Meletakkannya secara bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi.[8]

2.    Kuesioner
Kuesioner juga sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya,kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan/ data diri, pengalaman, pengetah  uan sikap atau pendapatnya dan lain-lain.
Tentang macam kuesioner, dapat ditinjau dari beberapa segi;
1)      Ditinjau dari segi siapa yang menjawab yaitu;
a)      Kuesioner langsung
kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang  akan dimintai jawaban tentang dirinya.
b)      Kuesioner tidak langsung
Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang dimintai keterangannya. kuesioner tidak langsungbiasanya digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga dan sebagainya.
2)   Ditinjau dari segi cara menjawab ada 2 yaitu:
a)      Kuesioner tertutup
kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
Contoh.
Tingkat pendidikan yang sekarang anda ikuti adalah;
SD           SMP           SMA        Perguruan Tinggi

b)      Kuesioner terbuka
kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya.
contoh;
Untuk lancar berbahasa arab, maka sebaiknya dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana pendapat saudara?
Jawab : .............................................




3.    Daftar Cocok
Daftar cocok adalah deretan pernyataan ( yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok di tempat yang sudah disediakan.
Contoh;

Berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda.
Pendapat
Penting
Biasa
Tidak penting
1.      Olahraga tiap pagi



2.      Belajar muhadatsa



3.      Menonton tv



4.      Membaca buku




4.      Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab.
 Adapun wawancara dapat dilakukan dengaan dua cara:
1.      Interview bebas, yaitu responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi.
2.      Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu.[9]
Dalam wawancara ada beberapa persyaratan penting yang perlu diperhatikan yaitu;
1.      Adanya interaksi atau tatap muka guru dengan siswa,
2.      Ada percakapan verbal di antara mereka, dan
3.      memiliki tujuan tertentu.[10]

5.      Pengamatan
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Ada dua macam observasi:
1.      Observasi partisipan, yaitu ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan sehingga mampu merasakan  apa yang dirasakan dalam kegiatan tersebut.
contoh:
Untuk mengamati kehidupan mahasiswa penyewa kamar, pengamat menjadi mahasiswa dan menyewa kamar.
2.      Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis, dan sudah diatur menurut kategorinya.

6.      Riwayat Hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan sesorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup,  maka subyek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tantang kepribadian kebiasaan dan sikap dari obyek yang dinilai.







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yamg berbentuk pemberian tugas atau serangkain tugas (baik berupa pernyataan-pernyataan ( yang harus dijawab), atau nperintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testeesean tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
b.      Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingka perkembangan atau kemajuan yang  telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempu proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
c.       Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran,  sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui  sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.

Adapun penggolongan tes sebagai berikut:
a.       Penggolongan Tes Berdasarkan Fungsinya Sebagai Alat Pengukur Perkembangan/Kemajuan Belajar Peserta Didik.
1)      Tes seleksi
2)      Tes awal
3)      Tes akhir
4)      Tes Diagnostik
5)      Tes Formatif
6)      Tes Sumatif
b.      Penggolongan Tes Berdasarkan Aspek Psikis Yang Ingin diungkap
1)      Tes intelegensi
2)      Tes kemampuan
3)      Tes sikap
4)      Tes kepribadian
5)      Tes hasil belajar
Teknik nontes merupakan suatu teknik evaluasi hasil belajar peserta dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket,dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen.
Adapun penggolongan teknik nontes yaitu:
1.      Skala bertingkat
2.      Kuesioner
3.      Daftar cocok
4.      Wawancara
5.      Pengamatan
6.      Riwayat hidup

B.     Saran
       Dengan selesainya makalah ini, kami  menyadari  bahwa dalam makalah ini tidak menutup kemungkinan terdapat kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran-saran dari seluruh pihak yang membaca makalah ini. Karena kami menyadari bahwa kami juga adalah manusia yang tak luput dari kesalahan dan kehilafan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. 1986.

Sudijono,anas. Pengantar evaluasi pendidikan. Cet. 2 Jakarta: PT RajaGravindo Persada,1998.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Cet.3 Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Mulyadi. Evaluasi Pendidikan. Cet.1 Malang: Maliki Press, 2010.














[1]Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h. 66
[2] ibid.
[3]Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h.67
[4]Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h.73

[5]Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h.74


[6]Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h.76.
[7] Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, ( Malang: Maliki Press, 2010), h. 61.
[8]Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bina Aksara, 1986), h.20.
[9]Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bina Aksara, 1986), h.24.
[10]Sukardi, Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 187.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar