KATA PENGANTAR
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah swt, atas limpahan Hidayah dan Taufiknya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Alat Evaluasi Hasil Belajar Teknik
Tes dan Nontes” mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Makalah ini disusun
untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan para pembaca.
Makalah
ini memberi perhatian yang besar terhadap ilmu pendidikan, khususnya dalam
evaluasi pendidikan dan membantu memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
calon guru maupun para guru yang sudah bertugas.
Dengan
selesainya makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan–kekurangan
karena sebagai manusia biasa pasti memiliki keterbatasan, baik pengetahuan,
kemampuan maupun pengalaman. Karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan makalah ini.
Parepare,
03 Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Teknik Tes 3
1.
Pengertian Tes 3
2.
Fungsi Tes 4
3.
Penggolongan Tes 4
B.
Teknik Nontes 10
1.
Pengertian Teknik Nontes 10
2.
Penggolongan Nontes 10
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan 14
B. Saran 15
DAFTAR
PUSTAKA 16
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Teknik tes
merupakan suatu kenyataan bahwa manusia dalam hidupnya berbeda antara individu
yang satu dengan individu yang lainnya. Tidaka ada dua individu yang persis
sama.,baik dari segi fisik, maupun psikisnya. ini merupakan salah satu bukti
keagungan Allah SWT atas segala ciptaan-Nya.dan agar kita semua berbakti
pada-Nya.
Adanya
perbedaan individual itu sudah barang tentu akan turut serta menentukan
berhasil atau tidaknya individu-individu tersbutdalam menjalankan tugas dan
kewajibannya, sehingga dengan demikian akan berakibat pula adanya perbedaan
prestasi kerja maupun prestasi belajarnya.
Senada dengan
adanya perbedaan individu itu, maka perlu diciptakan alat untuk mendiagnosis
atau mengukur keadaan individu, dan alat pengukur itulah yang lazim disebut
tes. Dengan alat pengukur berupa tes tersebut, maka orang akan berhasil
mengetahui adanya perbedaan antara individu.
Pernyataan di
atas tidaklah harus diartikan bahwa teknis adalah satu-satunya teknik untuk
melakukan evaluasi hasil belajar, sebab masih ada teknik yang lainnya yaitu
teknik nontes yaitu teknik yang dilakukan tanpa “menguji” peserta didik
melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis, wawancara,
menyebarkan angket, dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen.
Teknik ini juga
memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik
dari segi ranah sikap hidup, dan ranah keterampilan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari tes?
2.
Apa saja fungsi tes?
3.
Ada berapa penggolongan tes?
4.
Apa pengertian dari teknik nontes
5.
Ada berapa penggolongan nontes?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari tes.
2.
Mengetahui apa saja fungsi tes.
3.
Mengetahui penggolongan tes.
4.
Untuk mengetahui pengertian dari teknik nontes.
5.
Mengetahui penggolongan nontes.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TEKNIK TES
1.
Pengertian Tes
Secara harfia, kata “tes” berasal dari bahasa prancis kuno: testum dengan arti: piring untuk menyisi hkan
logam-logam mulia ( maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu akan
dapat di peroleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi) dalam
bahasa inggris ditulis dengan test yg dalam bahasa Indonesia di artikan
dengan “tes”. “ujia” atau “percobaan”. Dalam bahasa Arab: Imtihaan.[1]
Ada beberapa istilah sehubung dengan uraian di atas yaitu istilah tes,
testing, tester, dan testee, yang masing-masing mempumyai pengertian
yang berbeda, Tes adalah alat untuk prosedur yang dipergunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaina; testing berarti saat dilaksanakannya atau
peristiwa berlangsungnya pengukura dan
penilaian; tester artinya orang yang melaksanakan tes, atau pembuat tes,
atau eksperimentor, yaitu prang yang sedang melakukan percobaan (eksperimen);
sedangkan testee (mufrad) dan testees(jama’) adalah
phak yang sedang di kenai tes (peserta tes, peserta ujian), atau pihak yang
sedang dikenai percobaan(tercoba). [2]
Pengertian dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya
tulisnya berjudul psychological testing, yang dimaksud dengan tes adalah
pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara
meluas, serta dapat berul-betul di gunakan untuk mengukur dan membandingkan
keadaan psikis atau tingkah laku individu. Adapun menurut Lee J. Cronbach dala
bukunya berjudul Essential of psychological Testing, tes merupakan suatu
prosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih.
Sedangkam menurut F.L,.Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian
tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu,
dengan maksud untuk membandingkan
kecakapan mereka, suatu dengan yang lain.
Dari defenisi-defenisi diatas dapat dipahami bahwa dalam dunia
evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara (yang dapat
dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yamg berbentuk pemberian tugas atau serangkain
tugas (baik berupa pernyataan-pernyataan ( yang harus dijawab), atau nperintah-perintah
(yang harus dikerjakan) oleh testeesean tersebut) dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan
dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan
nilai standar tertentu.
2.
Fungsi Tes
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
a.
Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini
tes berfungsi mengukur tingka perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah
mereka menempu proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
b.
Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat
diketahui suda seberapa jauh program
pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.[3]
3.
Penggolongan Tes
Sebagai alat ukur tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan, tergantung dari
segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan, di antaranya
yaitu:
a.
Penggolongan Tes Berdasarkan Fungsinya Sebagai Alat Pengukur
Perkembangan/Kemajuan Belajar Peserta Didik.
Ditinjau
dari Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur
perkembangan/kemajuan belajar peserta didik. Tes dapat di golongkan menjadi
enam golongan yaitu: 1) Tes Seleksi, 2) Tes Awal, 3) Tes Akhir, 4) Tes
Diagnostic, 5) Tes Formatif Dan 6) Sumatif.
1)
Tes seleksi (al-imtihaan al-
intikhabiy)
Tes
seleksi dering dikenal dengan istilsh”Ujian saringan” atau “ujian masuk”. Tes
ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes
digunakan untuk memili calon peserta didik yangb tergolong paling baik dari
sekian banyak calon yang mengikuti tes.
2)
Tes awal (al-imtihaan al-mabda’iy)
Tes
awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes ini dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengatahui sejauh manakah materi atau bahan pelajar yang akan
diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah
tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberkan kepada peserta didik.
Setelah tes Awal berakhir, maka sebagai
tindak lanjutnya adalah: (a). jika dalam tes awal itu semua materi yang ditanyakan dalam tes sudah dikuasai oleh
peserta didik dengan baik, maka materi yang telah ditanyakan dalam tes awal itu
tidak akan diajarkan lagi, (b). jika materi yang dapat dipahami oleh peserta
didik baru sebagian saja, maka yang diajarkan adalah materi pelajaran yang
belum cukuo dipahami oleh para peserta didik tersebut.
3)
Tes Akhir ( Al- imtihaan
al-niha’iy )
Tes akhir biasanya
dikenal dengan istilah post-tes. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengatahui apakah semuam materi pelajaran yang tergolong penting suda dapat
dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik.
4)
Tes diagnotik ( al-imtihaan al-fahshiy)
Tes
diagnotik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis
kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran
tertentu. Tes diagnotik bertujuan untuk
mentukan jawab atas pertayaan “apakah peserta didik suda dapat menguasai
pengetahuan yang merupakan dasar atau landasan untuk dapat menerima pengatahuan
selanjutnya?
5)
Tes formatif ( al- imtihaan al- yaumiy)
Tes
formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah dejauh
manakah peserta didik “teleh terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang
telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu. Perlu diketahu bahwa
istilah “formatif” itu berasal dari kata “from” yang berarti “bentuk”. Tes formatif ini biasanya dilakukan di
tengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap
kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan barakhir atau dapat diselesaikan.
Disekolah-skolah tes formatif ini biasa dikenal dengan istilah” ulangan
harian”.
Tindak lanjud yang perlu dilakukan setelah diketahuinya hasil tes
formatif adalah: (a). jika materi yang telah diteskan itu telah dikuasai dengan
baik, maka pembelajaran dilanjudkan dengan pokok bahasan yang baru. (b). jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai,
maka sebelum dilanjutkan dengan pokok bahasan baru terlebih dahulu diulangi
atau dijelaskan lagi bagian-bagian yag belum dikuasai oleh peserta didik.
Tujuan dari tes formatif itu adalah untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta
didik dan sekaligus juga untuk memperbaiki proses pembelajaran.
6)
Tes sumatif (al- imtihan
al-Nisf al- samawiy)
Tes
sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan suatu
program pengajaran selesai diberikan. Di skolah, tes ini dikenal dengan
istilah” ulangan umum” atau “EBTA” (Evaluasi belajar tahap akhir), di mana
hasilxa di gunakan untuk mengisi nilai rapor atau ijasa (STTB).
Tes
sumatif bertujuan untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta
didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu,
sehingga dapat ditentukan:
(a)
Kedudukan dari masing-masing peserta didik ditengah-tengah
kelompoknya.
(b)
Dapat atau tidaknya peserta didik untuk mengikuti program
pengajaran berikutnya( yang lebih tinggi).
(c)
Kemajuan peserta didik, untuk diimformasikan kepada pihak orang
tua, petugas bimbingan dan konseling, lembaga-lembaga pendidikan lainnya, atau
pasaran kerja, yang tertuang dalam bentuk Rapor Atau Surat Tanda Tamat Belajar.
[4]
b.
Penggolongan Tes Berdasarkan Aspek Psikis Yang Ingin Diungkap
Dilihat
dari segi aspek kejiwaan yang ingin diungkap, dibedakan menjadi lima golongan
yaitu:
1)
Tes intelegensi (intelegency test) , yakni tes yang dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengungkap atau mengatahui tingkat keserdasan seseorang.
2)
Tes kemampuan (aptitude test) ,
tes yang dilaksanaka dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau
bakat khusus yang dimiliki oleh testee
3)
Tes sikap ( attitude test) yakni salah satu jenis tes yang
dipergunakan untuk mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk
melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa
individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.
4)
Tes kepribadian (personality test), yakni tes yang dilaksanakan
dengan tujuan mengungkap cirri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya
bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi atau
kesenangan, dan lain-lainnya.
5)
Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes
pencapaian (achievement test), yakni tes yang bisa digunakan untuk mengungkap
tingkat pencapaian atau pesrta belajar. Tes hasil belajar atau tes prestasi
belajar dapat didefenisikan sebagai cara (yang dapat dipergunakan) atau
prosedur( yang dapat ditempu) dalam rangka pengukuran dan penilaian hasil
belajar, yang berbantuk tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan maupun
soal-soal) yang harus dijawab atau perintah yag harus dikerjakan oleh web, atau perintah-perintah yag harus
dikerjakan testee, (sehingga berdasarkan atas data yang diperoleh dari
keinginan pengukuran itu) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku
atau prestasi belajar testee ; nilai
mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai standar tertentu, atau dapat pula di
bandingkan dengan nilai-nilai yang berhasil dicapai oleh testee lainnya.[5]
c.
Penggolongan lain-lain
Dilihat dari banyaknya orang yang mengikuti tes, tes dapat di
bedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1)
Tes individual (individual test), yakni tes dimna tester hanya
berhadapan satu orang tester saja,
2)
Tes kelompok (grup test), yaakni tes dimana tester berhadapan
dengan lebih dari satu orang testee.
Dilihat dari
segi waktu yang disediakan bagi testee untuk menyelesaikan tes, tes dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu:
1)
Power test, yakni tes di mana waktu yang disediakan buat testee untuk
menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi.
2)
Speed test, yaitu
tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut
dibatasi.
Dilihat dari segi bentuk responya, tes dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu:
1)
Verbal testee, yakni status tes yang menghendaki respon (jawaban) yang tertuang
dalam bentuk ungkapan kata-kata atau
kalimat, baik secara lisan maupun secara tertulis.
2)
Nonverbal test, yakni
suatu tes yang menghendaki respon
(jawaban) dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melaikan
berupa tindakan atau tingkah laku, jdi respon yang dikehendaki muncul dari
teste adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
Apabilah di
tinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberi jawabannya, tes
dapat di bedakan menjadi dua golongan yaitu:
1.
Tes tertulis( pencil and paper test), yakni jenis tes
dimana tester dalam mengajukan
butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee member
i kan jawabannya juga secara tertulis.
2.
Tes lisan (ninpencil andpaper test) tes dimana tester
didalam meengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara
lisan, dan testee memberikan jawabannya secara lisan pula.
B.
Teknik Nontes
Teknik nontes merupakan suatu teknik evaluasi hasil belajar peserta
dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dilakukan dengan
melakukan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara
(interview), menyebarkan angket,dan memeriksa atau meneliti
dokumen-dokumen. Teknis nontes ini pada umumnya memegang peranan penting dalam
rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup,
dan ranah keterampilan.[6]
Teknik nontes adalah alat penilaian yang dilakukan tanpa melalui
tes. tes ini digunakan untuk menilai karakteristik lain dari murid.[7]
1.
Penggolongan Teknik Nontes
Adapun yang tergolong t eknik nontes adalah :
1.
Skala Bertingkat
Skala
bertingkat merupakan skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angkat
terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Biasanya angka-angka yang digunakan
diterakan pada skala dengan jarak yang sama. Meletakkannya secara bertingkat
dari yang rendah ke yang tinggi.[8]
2.
Kuesioner
Kuesioner
juga sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya,kuesioner adalah sebuah
daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Dengan kuesioner ini orang
dapat diketahui tentang keadaan/ data diri, pengalaman, pengetah uan sikap atau pendapatnya dan lain-lain.
Tentang
macam kuesioner, dapat ditinjau dari beberapa segi;
1)
Ditinjau dari segi siapa yang menjawab yaitu;
a) Kuesioner
langsung
kuesioner
dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh
orang yang akan dimintai jawaban tentang
dirinya.
b)
Kuesioner tidak langsung
Kuesioner
tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang
dimintai keterangannya. kuesioner tidak langsungbiasanya digunakan untuk
mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga dan sebagainya.
2)
Ditinjau dari segi cara menjawab ada 2 yaitu:
a)
Kuesioner tertutup
kuesioner
tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban
lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
Contoh.
Tingkat
pendidikan yang sekarang anda ikuti adalah;
SD SMP SMA Perguruan Tinggi
b)
Kuesioner terbuka
kuesioner
terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi
bebas mengemukakan pendapatnya.
contoh;
Untuk
lancar berbahasa arab, maka sebaiknya dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana
pendapat saudara?
Jawab
: .............................................
3.
Daftar Cocok
Daftar
cocok adalah deretan pernyataan ( yang biasanya singkat-singkat), dimana responden
yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok di tempat yang sudah
disediakan.
Contoh;
Berilah
tanda V pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda.
Pendapat
|
Penting
|
Biasa
|
Tidak penting
|
1.
Olahraga tiap pagi
|
|||
2.
Belajar muhadatsa
|
|||
3.
Menonton tv
|
|||
4.
Membaca buku
|
4.
Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan
jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab.
Adapun wawancara dapat dilakukan dengaan dua
cara:
1.
Interview bebas,
yaitu responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa
dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi.
2.
Interview terpimpin,
yaitu interview yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang sudah disusun terlebih dahulu.[9]
Dalam wawancara ada beberapa persyaratan penting yang perlu
diperhatikan yaitu;
1.
Adanya interaksi atau tatap muka guru dengan siswa,
2.
Ada percakapan verbal di antara mereka, dan
3.
memiliki tujuan tertentu.[10]
5.
Pengamatan
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Ada dua macam observasi:
1.
Observasi partisipan,
yaitu ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan sehingga mampu merasakan apa yang dirasakan dalam kegiatan tersebut.
contoh:
Untuk
mengamati kehidupan mahasiswa penyewa kamar, pengamat menjadi mahasiswa dan
menyewa kamar.
2.
Observasi sistematik,
yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara
sistematis, dan sudah diatur menurut kategorinya.
6.
Riwayat Hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan sesorang selama dalam
masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subyek evaluasi akan dapat menarik suatu
kesimpulan tantang kepribadian kebiasaan dan sikap dari obyek yang dinilai.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu
ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yamg
berbentuk pemberian tugas atau serangkain tugas (baik berupa
pernyataan-pernyataan ( yang harus dijawab), atau nperintah-perintah (yang
harus dikerjakan) oleh testeesean tersebut) dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan
dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan
nilai standar tertentu.
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
b.
Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini
tes berfungsi mengukur tingka perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka
menempu proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
c.
Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat
diketahui sudah seberapa jauh program
pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.
Adapun
penggolongan tes sebagai berikut:
a.
Penggolongan Tes Berdasarkan Fungsinya Sebagai Alat Pengukur
Perkembangan/Kemajuan Belajar Peserta Didik.
1)
Tes seleksi
2)
Tes awal
3)
Tes akhir
4)
Tes Diagnostik
5)
Tes Formatif
6)
Tes Sumatif
b.
Penggolongan Tes Berdasarkan Aspek Psikis Yang Ingin diungkap
1)
Tes intelegensi
2)
Tes kemampuan
3)
Tes sikap
4)
Tes kepribadian
5)
Tes hasil belajar
Teknik nontes merupakan suatu teknik evaluasi hasil belajar peserta
dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dilakukan dengan
melakukan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan
wawancara (interview), menyebarkan angket,dan memeriksa atau meneliti
dokumen-dokumen.
Adapun penggolongan teknik nontes yaitu:
1.
Skala bertingkat
2.
Kuesioner
3.
Daftar cocok
4.
Wawancara
5.
Pengamatan
6.
Riwayat hidup
B.
Saran
Dengan selesainya
makalah ini, kami menyadari bahwa dalam makalah ini tidak menutup
kemungkinan terdapat kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran-saran dari seluruh pihak yang membaca makalah ini. Karena
kami menyadari bahwa kami juga adalah manusia yang tak luput dari kesalahan dan
kehilafan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, suharsimi. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. 1986.
Sudijono,anas. Pengantar evaluasi pendidikan. Cet. 2 Jakarta:
PT RajaGravindo Persada,1998.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya.
Cet.3 Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Mulyadi. Evaluasi Pendidikan. Cet.1 Malang: Maliki Press,
2010.
[1]Anas Sudijono, Pengantar
Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h. 66
[2] ibid.
[3]Anas Sudijono,
Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h.67
[4]Anas Sudijono, Pengantar
Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h.73
[6]Anas Sudijono, Pengantar
Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h.76.
[9]Suharsimi
Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bina Aksara,
1986), h.24.
[10]Sukardi, Evaluasi
Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 187.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar