KATA PENGANTAR
Puji
syukur khadirat Allah SWT. karena atas Berkat Rahmat dan Hidah-Nya jualah
sehingga kita masih diberikan nikmat yang banyak sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Tujuan
dan Asas Pendidikan“ tepat pada waktunya, tanpa mengalami hambatan yang
berarti.
Tak
lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
berpartisipasi dalam membantu menyelesaikan makalah ini khususnya kepada bapak selaku pembimbing dan anggota kelompok yang
telah aktif mengeluarkan segenap pendapatnya dalam menyelesaikan makalah ini.
Dan
tak lupa penulis menghaturkan maaf kepada semua pihak, karena kami menyadari
bahwa makalah yang kami buat ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah kami dapat
lebih baik dari sebelumnya.
Terima
kasih.
Parepare, Desember 2012
Kelompok IV
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... ..... i
KATA PENGANTAR................................................................................... .... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. ... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah..................................................................... .... 1
B. Rumusan
Masalah.............................................................................. .... 2
C. Tujuan
Penulisan................................................................................ .... 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan
Pendidikan........................................................................... .... 3
B. Tujuan
Pendidikan................................................................................ .... 7
C. Asas
Pendidikan................................................................................... .... 8
D. Penerapan
Asas Pendidikan................................................................. .. 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................ .. 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... .. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Kemajuan Ilmu dan teknologi,
terutama teknologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan
tanpa batas. Hal ini berdampak lagsung pada bidang Norma kehidupan dan ekonomi,
seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan kurang trampil,
terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya global,
serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga
rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa. Adanya pasar
bebas, kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan tegnologi, menjadi
semakin penting untuk kemajuan suatu bangsa.
Ukuran kesejahteraan suatu bangsa
telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke modal intelektual,
pengetahuan, sosial, dan kepercayaan. Hal ini membutuhkan pendidikan yang
memberikan kecakapan hidup (Life Skill), yaitu yang memberikan keterampilan,
kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga
selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan
kompetitif dalam kehidupannya. Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh siswa
sejak dini mulai pendidikan formal di sekolah maupun yang bersifat informal,
yang akan membuatnya menjadi masyrakat berpengetahuan yang belajar sepanjang
hayat (Lige Long Learning).
Pendidikan sebagai usaha sadar yang
sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah tujua serta pengindahan
sejumlah asas-asas tertentu. Tujuan dan asas tersebut sangat penting, karena
pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat
bangsa tertentu
Berdsarkan
uraian di atas, maka penulis mengangkat sebuah makalah yang berjudul “Tujuan dan Asas pendidikan”
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, terdapat beberapa masalah yang
ingin dibahas. Masalah tersebut antara lain :
1.
Apa yang
dimaksud dengan landasan pendidikan?
2.
Apa Apa yang
dimaksud dengan tujuan pendidikan?
3.
Apa yang dimaksud dengan asas pendidikan?
4.
Bagaimana
penerapan asas pendidikan yang terjadi sekarang ini?
5.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini antara
lain sebagai berikut:
1.
Pembaca dapat
mengetahui pengertian landasan pendidikan.
2.
Pembaca dapat
mengetahui pengertian tentang tujuan pendidikan.
3.
Pembaca dapat
menmgetahui penegrtian tentang asas
pendidikan.
4.
Pembaca dapat
mengetahui penerapan asas pendidikan yang terjadi sekarang ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Landasan
Pendidikan
Pendidikan merupakan gejala semesta dan berlangsung
sepanjang hayat manusia, disitu pasti ada pendidikan (Driyarkara, 1980:32).
Dasar pendidikan adalah landasan berpijak dan arah bagi pendidikan sebagai
wahana pengembangan manusia dan masyarakat. Pendidikan memiliki hubungan dengan
pendidikan. Filsafat memberikan pandangan yang luas tentang pendidikan.
1. Landasan
Filososfis
a. Pengertian
Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam
filsafat pendidikan, menyangkut keyakianan terhadap hakikat manusia, keyakinan
tentang sumber nilai, hakikat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih
baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme,
Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan
Ekstensialisme
1. Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan
pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
2. Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang mengutamakan bahan
ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan
universal.
3. Pragmatisme
dan Progresifme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala
sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini
melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang
menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b. Pancasila
sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989
menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Sedangkan
Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila
adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,
kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar
negara Indonesia.
2. Landasan
Sosiologis
a. Pengertian
Landasan Sosiologis
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan
dan karakteristik masyarakat. Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah
tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem
pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi pendidikan
meliputi empat bidang:
1) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2) Hubungan kemanusiaan.
3) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4) Sekolah dalam komunitas, yang
mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam
komunitasnya.
b. Masyarakat Indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan
Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa
telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar,
mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan kompleks.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk
menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal
menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur
sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKN, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun
jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran)
3. Landasan
Kultural
a. Pengertian
Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan
timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/dikembangkan dengan jalur
mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan
pendidikan, baik
secara formal
maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan
perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah
laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial
yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah
lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b. Kebudayaan sebagai
Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan
yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari keBhineka Tunggal Ika-an masyarakat
dan bangsa Indonesia. Hal ini haruslah dilaksanakan dalam rangka pemantapan kesatuan dan
persatuan bangsa dan negara Indonesia
sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4. Landasan
Psikologis
a. Pengertian Landasan Psikologis
Dasar psikologis berkaitan dengan
prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak. Pemahaman terhadap peserta
didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci
keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis
sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak
mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka
memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan
jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran
serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b. Perkembangan Peserta
Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat
penting sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan
keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu
secara efektif dan efisien.
5. Landasan
Ilmiah dan Teknologis
a. Pengertian Landasan
IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak
cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsi teknologi dari berbagai
bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang
berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian
yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya
berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar
IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan
fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan IPTEK tersebut.
b. Perkembangan IPTEK
sebagai Landasan Ilmiah
IPTEK merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimulai pada permulaan kehidupan
manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu
mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan IPTEK. Bahan ajar sejogjanya hasil
perkembangan IPTEK mutahir, baik
yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi
itu dan manfaatnya bagi masyarakat
B.
Tujuan
Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan
pendidikan. Tujuan pendidikan adalah
suatu yang logis, bahwa tanpa dasar
tujuan, maka dalam paraktek pendidikan tidak ada artinya (Moore, T.W., 1974:86).
M.J.
Langeveld mengemukakan ada 5 tujuan pendidikan yaitu:
1.
Tujuan Khusus, adalah
pengususan tujuan umum atas dasar berbagai hal, misalnya usia, jenis kelamin,
inteligensi dan sebagainya.
2.
Tujuan Tak
Lengkap, tujuan yang hanya menyangkut sebagian aspek kehidupan manusia.
3.
Tujuan
Sementara, adalah tujuan yang hanya dimaksudkan untuk sementara saja, sedangkan
kalau tujuan sementara itu sudah tercapai, lalu ditinggalkan dan diganti dengan
tujuan yang lain.
4.
Tujuan Intermedier, yaitu
tujuan perantara bagi tujuan lainnya yang pokok.
5.
Tujuan Incidental, yaitu
tujuan yang dicapai pada saat-saat tertentu, seketika, sepontan.
Sedangkan di
Indonesia, tujuan-tujuan yang pernah diperkenalkan diantaranya:
1.
Tujuan Umum, adalah
tujuan akhir atau tertinggi yang berlaku di semua lembaga dan kegiatan
pendidikan.
2.
Tujuan Institusional, adalah
tujuan yang menjadi tugas suatu lembaga pendidikan untuk mencapainya.
3.
Tujuan Kurikuler, yaitu
tujuan yang akan dicapai oleh mata pelajaran atau bidang studi tertentu.
4.
Tujuan Instruksional, adalah
tujuan yang ingin dicapai pada waktu guru mengajar suatu pokok bahasan tertentu.
C. Asas Pendidikan
Asas atau
prinsip pendidikan adalah ketentuan-ketentuan yang dijadikan pedoman atau
pegangan dalam melaksanakan pendidikan agar tujuanya tercapai dengan benar dan
dapat dipertanggungjawabkan ( Dirto Hadisusanto, dkk., 1995: 47).
Khusus di
Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang
dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas
Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam
belajar.
1.
Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas
pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sistem Among perguruan. Asas
yang dikumandangkan oleh Ki Hajar
Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs.
R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso
Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga
semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
a.
Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di
depan memberi contoh)
b.
Ing Madyo Mangun Karso (jika
ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
c.
Tut Wuri Handayani (jika di belakang
memberi dorongan)
2.
Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar
sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat
meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi
vertikal dan horisontal.
a.
Dimensi vertikal dari kurikulum
sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan
keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
b.
Dimensi horisontal dari kurikulum
sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
pengalaman di luar sekolah.
3.
Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan
belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu
dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk ulur tangan
bila diperlukan.
Perwujudan
asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai
fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam
melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa
Aktif).
Selain itu, Komisi
pembaharuan pendidikan (1980) pernah menyusun beberapa azas pendididkan
bagi Indonesia, yaitu:
1.
Asas ing ngarsa sung tuladha, ing
madya mangun karsa, tut wuri handayani, yang berarti di depan pendidik member
contoh, di tengah member dorongan, di belakang memberi pengaruh agar menuju
kebaikan).
2.
Asas pendidikan sepanjang hayat,
yang berarti pendidikan dimulai dari lahir sampai mati
3.
Asas semesta, menyeluruh dan
terpadu. Semesta artinya pendidikan itu terbuka untuk seluruh rakyat,
menyeluruh artinya mencakup semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Terpadu
artinya saling berkaitan antara pendidikan dengan pembangunan nasional.
4.
Asas manfaat, yang berarti
pendidikan harus mengingat kemanfaatanya bagi masa depan peserta didik, bagi
masyarakat, bangsa, negara, dan agama.
5.
Asas usaha bersama, yang berarti
bahwa pendidikan menekankan kebersamaan antara keluarga sekolah dan masyarakat.
6.
Asas demokratis, yang berarti bahwa
pendidikan harus dilaksanakan dalam suasana dan hubungan yang proposional
antara pendidik dan peserta didik, ada keseimbangan antara hak dan kewajiban
pada masing-masing pihak.
7.
Asas adil dan merata yang berarti
bahwa semua kepentingan berbagai pihak harus mendapat perhatian dan perlakuan
yang seimbang.
8.
Asas perikehidupan dalam
keseimbangan, yang berarti harus mempertimbangkan segala segi kehidupan
manusia, misalnya jasmani rokhani, dunia akherat, individual dan sosial,
intelektual, kesehatan, keindahan dan lain sebangainya.
9.
Asas kesadaran hukum, dalam arti
bahwa pendidikan harus sadar dan taat pada peraturan yang berlaku serta
menegakkan dan menjamin kepastian hukum.
10.
Asas kepercayaan pada diri sendiri,
yang berarti bahwa pendidik dan peserta didik harus memiliki kepercayaan diri
sehingga tidak ragu dan setengah-setengah dalam melaksanakan pendidikan.
11.
Asas efisiensi dan efektifitas,
dalam arti bahwa dalam pendidikan harus ditumbuhkan keaktifan, kreativitas,
inisiatif, ketrampilan, kelincahan, dan sebagainya,
12.
Asas fleksibelitas, dalam arti bahwa
dalam pendidikan harus diciptakan keluwesan (fleksibel) baik dalam materi
maupun caranya, sesuai dengan keadaan, waktu dan tempat (Anonim, 1980: 18-19).
D. Penerapan Asas-Asas Pendidikan
Sebagaimana telah dibicarakan dalam bahasan terdahulu bahwa terdapat tiga
asas, tetapi yang menjadi asas utama dalam pelaksanan pendidikan ada dua yaitu:
Asas Belajar Sepanjang Hayat dan Asas Tut Wuri Handayani.
1.
Asas Sepanjang
Hayat
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa
keadaan yang ditemui sekarang:
a.
Usaha pemerintah memperluas
kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin
banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam
lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal.
b.
Usaha pemerintah dalam pengadaan dan
pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang
agar mereka dapat melaksanakan tugsnya secara proporsional. Dan pada gilirannya
dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan
guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri.
c.
Usaha pembaharuan kurikulum dan
pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan.
d.
Usaha pengadaan dan pengembangan
sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media
pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan
jasmani.
e.
Pengadaan buku ajar yang
diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang bertujuan untuk:
1)
Meningkatkan sumber penghasilan keluarga
secara layak dan hidup bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara
belajar.
2)
Menunjang tercapainya tujuan
pendidikan manusia seutuhnya.
f.
Usaha pengadaan berbagai program
pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan ketrampilan, kesegaran jasmani dan
daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan
bernegara, kepribadian dan budi luhur.
g.
Usaha pengadaan berbagai program
pembinaan keolahragaan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatan olahraga untuk
meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga.
h.
Usaha pengadaan berbagai program
peningkatan peran wanita dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam
upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia peningkatan ilmu pengetahuan
dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental.
Sesuai
dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas sektoral
telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan
sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta
sumber daya manusia yang menunjang.
2.
Asas Tut
Wuri Handayani
Dalam kaitan
penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang
ditemui sekarang, yakni :
1.
Peserta didik mendapat kebebasan
untuk memilih pendidikan dan ketrampilan yang diminatinya di semua jenis,
jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan
profesinya dalam masyarakat.
2.
Peserta didik mendapat kebebasan
untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya agar dapat mempersiapkan
diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya
3.
Peserta didik memiliki kecerdasan
yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan
ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya
4.
Peserta didik yang memiliki kelainan
atau cacat fisik atau mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan
ketrampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh menjadi
manusia yang mandiri
5.
Peserta didik di daerah terpencil
mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan agar dapat
berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai
manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh
diatas normal (Jurnal Pendidikan,1989).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Dasar pendidikan adalah landasan
berpijak dan arah bagi pendidikan sebagai wahana pengembangan manusia dan
masyarakat. Pendidikan memiliki hubungan dengan pendidikan. Landasan pendidikan
diantaranya:
a.
Landasan Filosofis
b.
Landasan Sosiologis
c.
Landasan Kultural
d.
Landasan Psiklologis
e.
Landasan Ilmiah dan Teknologi
2.
Tujuan pendidikan merupakan sesuatu
yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan.
a.
Tujuan Khusus.
b.
Tujuan Tak Lengkap.
c.
Tujuan Sementara.
d.
Tujuan Intermedier.
e.
Tujuan Incidental.
3.
Asas atau prinsip pendidikan adalah
ketentuan-ketentuan yang dijadikan pedoman atau pegangan dalam melaksanakan
pendidikan agar tujuanya tercapai dengan benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas
Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam
belajar
4.
Penerapan asas pendidikan yang
terjadi saat ini, dimana pemerintah
secara lintas sektoral telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan
asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana,
kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad, Mirza Bashiruddin. (2009). Dasar, Fungsi, Tujuan dan Asas Pendidikan. Mirza Ahmad Pendidikan Leave a comment [27 Desember 2012].
Hartoto.2008.
landasan dan asas-asas pendidikan serta penerapannya. [serial on line]. http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/12/bab-iii-landasan-dan-asas-asas-pendidikan-serta-penerapannya.[27 Desember 2012] http://qym7882.blogspot.com/2009/03/asas-asas-pendidikan-dan
penerapannya.html www.google.com. [27 Desember 2012]
Tirtarahardja,
Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar