Kamis, 18 Juni 2015

Tujuan & Asas Pendidikan



KATA PENGANTAR


Puji syukur khadirat Allah SWT. karena atas Berkat Rahmat dan Hidah-Nya jualah sehingga kita masih diberikan nikmat yang banyak sehingga  kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Tujuan dan Asas Pendidikan“ tepat pada waktunya, tanpa mengalami hambatan yang berarti.
Tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam membantu menyelesaikan makalah ini khususnya kepada  bapak  selaku pembimbing dan anggota kelompok yang telah aktif mengeluarkan segenap pendapatnya dalam menyelesaikan makalah ini.
Dan tak lupa penulis menghaturkan maaf kepada semua pihak, karena kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah kami dapat lebih baik dari sebelumnya.
Terima kasih.

Parepare,       Desember  2012



Kelompok IV



DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... ..... i
KATA PENGANTAR................................................................................... .... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. ... iii
BAB   I     PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah..................................................................... .... 1
B.       Rumusan Masalah.............................................................................. .... 2
C.       Tujuan Penulisan................................................................................ .... 2
BAB   II   PEMBAHASAN
A.    Landasan Pendidikan........................................................................... .... 3
B.     Tujuan Pendidikan................................................................................ .... 7
C.     Asas Pendidikan................................................................................... .... 8
D.    Penerapan Asas Pendidikan................................................................. .. 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................ .. 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... .. 14







BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Kemajuan Ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak lagsung pada bidang Norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan kurang trampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa. Adanya pasar bebas, kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan tegnologi, menjadi semakin penting untuk kemajuan suatu bangsa.
Ukuran kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kepercayaan. Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life Skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya. Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh siswa sejak dini mulai pendidikan formal di sekolah maupun yang bersifat informal, yang akan membuatnya menjadi masyrakat berpengetahuan yang belajar sepanjang hayat (Lige Long Learning).
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah tujua serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Tujuan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu
Berdsarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat sebuah makalah yang berjudul “Tujuan dan Asas pendidikan


B.       Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, terdapat beberapa masalah yang ingin dibahas. Masalah tersebut antara lain :
1.        Apa yang dimaksud dengan landasan pendidikan?
2.        Apa Apa yang dimaksud dengan tujuan pendidikan?
3.        Apa yang dimaksud  dengan asas pendidikan?
4.        Bagaimana penerapan asas pendidikan yang terjadi sekarang ini?
5.         
C.      Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1.        Pembaca dapat mengetahui pengertian landasan pendidikan.
2.        Pembaca dapat mengetahui pengertian tentang tujuan pendidikan.
3.        Pembaca dapat menmgetahui penegrtian  tentang asas pendidikan.
4.        Pembaca dapat mengetahui penerapan asas pendidikan yang terjadi sekarang ini.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Landasan Pendidikan
Pendidikan merupakan gejala semesta dan berlangsung sepanjang hayat manusia, disitu pasti ada pendidikan (Driyarkara, 1980:32). Dasar pendidikan adalah landasan berpijak dan arah bagi pendidikan sebagai wahana pengembangan manusia dan masyarakat. Pendidikan memiliki hubungan dengan pendidikan. Filsafat memberikan pandangan yang luas tentang pendidikan.
1.         Landasan Filososfis
a.   Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut keyakianan terhadap hakikat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakikat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
1.    ­Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
2.    Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang mengutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
3.    Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.


4.    Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b.    Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.

2.    Landasan Sosiologis
a.   ­Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masyarakat. Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi  pendidikan meliputi empat bidang:
1)   Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2)   Hubungan kemanusiaan.
3)   Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4)   Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
b.    Masyarakat Indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan kompleks.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKN, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran)

3.    Landasan Kultural
a.    Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b.   Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari keBhineka Tunggal Ika-an masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini haruslah dilaksanakan dalam rangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.

4.    Landasan Psikologis
a.   Pengertian Landasan Psikologis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak. Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b.   Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.

5.    Landasan Ilmiah dan Teknologis
a.   Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsi teknologi dari berbagai bidang teknologi ke  dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan IPTEK tersebut.
b.   Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
IPTEK merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan IPTEK. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan IPTEK mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat


B.       Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan  adalah suatu yang logis,  bahwa tanpa dasar tujuan, maka dalam paraktek pendidikan tidak ada artinya (Moore, T.W., 1974:86).
M.J. Langeveld mengemukakan ada 5 tujuan pendidikan yaitu:
1.        Tujuan Khusus, adalah pengususan tujuan umum atas dasar berbagai hal, misalnya usia, jenis kelamin, inteligensi dan sebagainya.
2.        Tujuan Tak Lengkap, tujuan yang hanya menyangkut sebagian aspek kehidupan manusia.
3.        Tujuan Sementara, adalah tujuan yang hanya dimaksudkan untuk sementara saja, sedangkan kalau tujuan sementara itu sudah tercapai, lalu ditinggalkan dan diganti dengan tujuan yang lain.
4.        Tujuan Intermedier, yaitu tujuan perantara bagi tujuan lainnya yang pokok.
5.        Tujuan Incidental, yaitu tujuan yang dicapai pada saat-saat tertentu, seketika, sepontan.
Sedangkan di Indonesia, tujuan-tujuan yang pernah diperkenalkan diantaranya:
1.        Tujuan Umum, adalah tujuan akhir atau tertinggi yang berlaku di semua lembaga dan kegiatan pendidikan.
2.        Tujuan Institusional, adalah tujuan yang menjadi tugas suatu lembaga pendidikan untuk mencapainya.
3.        Tujuan Kurikuler, yaitu tujuan yang akan dicapai oleh mata pelajaran atau bidang studi tertentu.
4.        Tujuan Instruksional, adalah tujuan yang ingin dicapai pada waktu guru mengajar suatu pokok bahasan tertentu.


C.      Asas Pendidikan
Asas atau prinsip pendidikan adalah ketentuan-ketentuan yang dijadikan pedoman atau pegangan dalam melaksanakan pendidikan agar tujuanya tercapai dengan benar dan dapat dipertanggungjawabkan ( Dirto Hadisusanto, dkk., 1995: 47).
Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara  asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.
1.     Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sistem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
a.    Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
b.    Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
c.    Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)

2.     Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
a.    Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
b.    Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.

3.     Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).

Selain itu, Komisi pembaharuan pendidikan (1980) pernah menyusun beberapa azas pendididkan bagi Indonesia, yaitu:
1.        Asas ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, yang berarti di depan pendidik member contoh, di tengah member dorongan, di belakang memberi pengaruh agar menuju kebaikan).
2.        Asas pendidikan sepanjang hayat, yang berarti pendidikan dimulai dari lahir sampai mati
3.        Asas semesta, menyeluruh dan terpadu. Semesta artinya pendidikan itu terbuka untuk seluruh rakyat, menyeluruh artinya mencakup semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Terpadu artinya saling berkaitan antara pendidikan dengan pembangunan nasional.
4.        Asas manfaat, yang berarti pendidikan harus mengingat kemanfaatanya bagi masa depan peserta didik, bagi masyarakat, bangsa, negara, dan agama.
5.        Asas usaha bersama, yang berarti bahwa pendidikan menekankan kebersamaan antara keluarga sekolah dan masyarakat.
6.        Asas demokratis, yang berarti bahwa pendidikan harus dilaksanakan dalam suasana dan hubungan yang proposional antara pendidik dan peserta didik, ada keseimbangan antara hak dan kewajiban pada masing-masing pihak.
7.        Asas adil dan merata yang berarti bahwa semua kepentingan berbagai pihak harus mendapat perhatian dan perlakuan yang seimbang.
8.        Asas perikehidupan dalam keseimbangan, yang berarti harus mempertimbangkan segala segi kehidupan manusia, misalnya jasmani rokhani, dunia akherat, individual dan sosial, intelektual, kesehatan, keindahan dan lain sebangainya.
9.        Asas kesadaran hukum, dalam arti bahwa pendidikan harus sadar dan taat pada peraturan yang berlaku serta menegakkan dan menjamin kepastian hukum.
10.    Asas kepercayaan pada diri sendiri, yang berarti bahwa pendidik dan peserta didik harus memiliki kepercayaan diri sehingga tidak ragu dan setengah-setengah dalam melaksanakan pendidikan.
11.    Asas efisiensi dan efektifitas, dalam arti bahwa dalam pendidikan harus ditumbuhkan keaktifan, kreativitas, inisiatif, ketrampilan, kelincahan, dan sebagainya,
12.    Asas fleksibelitas, dalam arti bahwa dalam pendidikan harus diciptakan keluwesan (fleksibel) baik dalam materi maupun caranya, sesuai dengan keadaan, waktu dan tempat (Anonim, 1980: 18-19).

D.      Penerapan Asas-Asas Pendidikan
Sebagaimana telah dibicarakan dalam bahasan terdahulu bahwa terdapat tiga asas, tetapi yang menjadi asas utama dalam pelaksanan pendidikan ada dua yaitu: Asas Belajar Sepanjang Hayat dan Asas Tut Wuri Handayani.

1.        Asas Sepanjang Hayat
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang:
a.       Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal.
b.      Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugsnya secara proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri.
c.       Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan.
d.      Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan jasmani.
e.       Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang bertujuan untuk:
1)        Meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara belajar.
2)        Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya.
f.       Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur.
g.      Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatan olahraga untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga.
h.      Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental. 
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas sektoral telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.

2.        Asas Tut Wuri Handayani
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang, yakni :
1.      Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan yang diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat.
2.      Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya
3.      Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya
4.      Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang mandiri
5.      Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal (Jurnal Pendidikan,1989).




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.        Dasar pendidikan adalah landasan berpijak dan arah bagi pendidikan sebagai wahana pengembangan manusia dan masyarakat. Pendidikan memiliki hubungan dengan pendidikan. Landasan pendidikan diantaranya:
a.         Landasan Filosofis
b.         Landasan Sosiologis
c.         Landasan Kultural
d.        Landasan Psiklologis
e.         Landasan Ilmiah dan Teknologi
2.        Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan.
a.         Tujuan Khusus.
b.         Tujuan Tak Lengkap.
c.         Tujuan Sementara.
d.        Tujuan Intermedier.
e.         Tujuan Incidental.
3.        Asas atau prinsip pendidikan adalah ketentuan-ketentuan yang dijadikan pedoman atau pegangan dalam melaksanakan pendidikan agar tujuanya tercapai dengan benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara  asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar
4.        Penerapan asas pendidikan yang terjadi saat ini, dimana  pemerintah secara lintas sektoral telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.

DAFTAR PUSTAKA


Ahmad, Mirza Bashiruddin. (2009). Dasar, Fungsi, Tujuan dan Asas Pendidikan. Mirza Ahmad Pendidikan Leave a comment [27 Desember 2012].


Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta




Tidak ada komentar:

Posting Komentar