KATA PENGANTAR
بسم الله
الرّحمن الرّحيم
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan begitu banyak nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jenis dan Organisasi
Kurikulum” dalam bentuk sederhana. Shalawat dan salam senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai suri tauladan dalam kehidupan
sehari-hari.
Penulis menyadari segala kekurangan dan
keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki dalam penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini
sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Dengan segala kerendahan hati penulis
haturkan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
Ibunda, Ayahanda serta keluarga dengan
pembinaan dan berkah doa tulusnya, penulis mendapatkan kemudahan dalam
menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Rustan Efendi, M.PdI selaku dosen
pengajar mata kuliah pengembangan
kurikulum bahasa arab yang dengan ikhlas membagi
pengetahuan dan bimbingannya kepada mahasiswa.
Kepala Perpustakaan dan pegawai yang
telah menyiapkan dan melayani mahasiswa khususnya dalam menyediakan buku
referensi.
Kepada teman-teman yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya kepada Allah Swt penulis
serahkan segalanya, semoga sumbangsinya di berikan pahala di sisi-Nya. Amin
Parepare,
11 April 2014
Penulis
KELOMPOK 4
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada awalnya,
kurikulum yang ada menetapkan mata pelajaran harus disusun secara terpisah,
dengan waktu yang dibatasi. Akibatnya, terdapat berbagai macam disiplin ilmu
yang tidak akan mungkin seluruhnya dapat dikuasai oleh siswa. Akan tetapi,
model kurikulum tersebut dianggap kurang relevan ketika diterapkan pada suatu pembahasan
tertentu. Sehingga jenis kurikulum kini mulai berkembang dengan menawarkan
konsep yang berbeda. Hingga saat ini terdapat beberapa model kurikulum dalam
pendidikan.
Proses
pendidikan dipengaruhi oleh begitu banyak hal, salah satunya bagaimana pola
atau cara penyampaian materi yang disampaikan oleh guru kepada para peserta
didiknya. Bagaimana agar proses pendidikan yang menyenangkan (enjoyable),
efektif, efisien dan mampu mencapai tujuan secara optimal menjadi persoalan
tersendiri yang harus dipecahkan.
Organisasi
kurikulum sebagai pola penyampaian materi dalam proses pembelajaran yang
disusun dan dilaksanakan oleh seluruh elemen dalam pendidikan. Dalam
macam-macam organisasi kurikulum ini kita akan memperoleh sedikit gambaran
bagaimana seharusnya pola kurikulum yang sebaiknya dilaksanakan dalam lembaga
pendidikan dengan tetap mempertimbangkan minat, bakat dan kemampuan siswa yang
ada. Dengan pemilihan bentuk organisasi yang tepat akan mempermudah proses
pembelajaran dan dengan hasil yang optimal sesuai harapan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka permasalahan “Jenis dan Organisasi Kurikulum” dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud dari organisasi
kurikulum itu ?
2.
Apa saja faktor-faktor dari
organisasi kurikulum itu ?
3.
Apa sajakah jenis-jenis
organisasi kurikulum itu ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan organisasi kurikulum
2.
Untuk mengetahui faktor-faktor
dari organisasi kurikulum
3.
Untuk mengetahui jenis-jenis
organisasi kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Organisasi Kurikulum
Organisasi
kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan disampaikan
kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan
kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak
dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya
dan cara menyajikannya kepada murid-murid.[1]
Burhan Nurgiyantoro, (1988:Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum Sekolah 111) Organisasi kurikulum adalah struktur
program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang
akan disampaikan kepada murid.[2]
Drs. Soekarno K. Organisasi sebagai
fungsi manajemen (organisasi dalam pengertian dinamis) adalah organisasi yang
memberikan kemungkinan bagi manajemen dapat bergerak dalam batas-batas
tertentu. Muhaimin, (1991, Konsep Pendidikan Islam 41) Organisasi kurikulum
adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program
pengajaran yang di sampaikan kepada peserta didik guna tercapainya tujuan
pendidikan atau pembelajaran yang di tetapkan.[3]
B. Faktor-Faktor Pada
Organisasi Kurikulum
Dalam penyusunan organisasi kurikulum ada sejumlah faktor
yang harus diperhatikan, yakni :
1.
Ruang lingkup (Scope)
Merupakan
keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang harus dipelajari siswa. Ruang
lingkup bahan pelajaran sangat tergantung pada tujuan pendidikan yang hendak
dicapai.
2.
Urutan bahan (Sequence)
Berhubungan dengan urutan penyusunan
bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa agar proses belajar dapat
berjalan dengan lancar. Urutan bahan meliputi dua hal yaitu urutan isi bahan
pelajaran dan urutan pengalaman belajar yang memerlukan pengetahuan tentang
perkembangan anak dalam menghadapi pelajaran tertentu.
3. Kontinuitas
Berhubungan dengan kesinambungan bahan
pelajaran tiap mata pelajaran, pada tiap jenjang sekolah dan materi pelajaran
yang terdapat dalam mata pelajaran yang bersangkutan. Kontinuitas ini dapat
bersifat kuantitatif dan kualitatif .
4. Keseimbangan
Adalah faktor yang berhubungan dengan
bagaimana semua mata pelajaran itu mendapat perhatian yang layak dalam
komposisi kurikulum yang akan diprogramkan pada siswa. Keseimbangan dalam
kurikulum dapat ditinjau dari dua segi yakni keseimbangan isi atau apa yang
dipelajari, dan keseimbangan cara atau proses belajar.
5. Integrasi atau keterpaduan
Berhubungan dengan bagaimana pengetahuan
dan pengalaman yang diterima siswa mampu memberi bekal dalam menjawab tantangan
hidupnya, setelah siswa menyelesaikan program pendidikan disekolah.
C. Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Menurut S. Nasution, kurikulum terdapat tiga tipe atau tiga
Organisasi kurikulum, yaitu
1.
Separated Subject Curriculum (Kurikulum
Berdasarkan Mata Pelajaran)
Kurikulum ini
disebut demikian karena segala bahan pelajaran disajikan dalam subject atau mata pelajaran yang terpisah-pisah. Sehingga banyak
jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. Jumlah mata pelajaran
yang diberikan cukup bervariasi bergantung pada tingkat dan jenis sekolah yang
bersangkutan. Dalam praktek penyampaian pengajarannya, tanggung jawab terletak
pada masing-masing guru atau pendidik yang menangani suatu mata pelajaran yang
dipegangnya.
Kurikulum yang
disusun dalam bentuk terpisah ini lebih bersifat subject centered, berpusat ada
bahan pelajaran daripada child centered yang berpusat pada minat dan kebutuhan
anak. Dari segi ini jelas kurikulum bentuk terpisah sangat menekankan
pembentukan intelektual dan kurang mengutamakan pembentukan kepribadian anak
secara keseluruhan.
Kurikulum ini sejak lama diterapkan pada
sekolah-sekolah kita, sampai dengan munculnya kurikulum tahun 1968 dan
kurikulum tahun 1975. Kurikulum ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Terdiri atas sejumlah mata
pelajaran yang terpisah satu sama lain, dan masing-masing berdiri sendiri
b.
Tiap mata pelajaran seolah-olah
tersimpan dalam kotak tersendiri dan diberikan dalam waktu tertentu
c.
Hanya bertujuan pada penguasaan
sejumlah ilmu pengetahuan dan mengabaikan perkembangan aspek tingkah laku
lainnya
d.
Tidak didasarkan pada kebutuhan,
minat, dan masalah yang dihadapai para siswa
e.
Bentuk kurikulum yang tidak
mempertimbangkan kebutuhan, masalah, dan tututan dalam masyarakat yang
senantiasa berubah dan berkembang
f.
Pendekatan metodologi mengajar
yang digunakan adalah sistem penuangan (imposisi) dan menciptakan perbedaan
individual di kalangan para siswa
g.
Guu berperan aktif, dengan
pelaksaan sistem guru mata pelajaran dan mengabaikan unsur belajar aktif di
kalangan para siswa
h.
Para siswa sama sekali tidak
dilibatkan dalam perencanaan kurikulum secara kooperatif
2. Correlated Curriculum (Kurikulum Gabungan)
Correlated
curriculum adalah bentuk kurikulum yang menunjukkan adanya suatu hubungan
antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, Tetapi tetap
memperhatikan karakteristik tiap mata pelajaran tersebut. Hubungan antar mata
pelajaran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.
Pertama, insidental artinya
secara kebetulan ada hubungan antar mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran
lainnya. Misalnya mata pelajaran IPA disinggung tentang mata pelajaran geografi
dan sebagainya.
b.
Kedua, menghubungkan secara lebih
erat jika terdapat suatu pokok bahasan yang dibicarakan dalam berbagai mata
pelajaran. Misalnya masalah moral dan etika dibicarakan dalam mata pelajaran
agama.
c.
Ketiga, batas mata pelajaran
disatukan dan difungsikan dengan menghilangkan batasan masing-masing mata
pelajaran. Penggabungan antara beberapa mata peajaran menjadi satu disebut
sebagai broad field. Misalnya mata pelajaran bahasa merupakan peleburan dari
mata pelajaran membaca, tata bahasa, menulis, mengarang,menyimak dan
pengetahuan bahasa.
Ciri-ciri
kurikulum gabungan ini di antaranya adalah sebagai berikut :
a.
Berbagai mata pelajaran di
korelasikan satu dengan yang lainnya
b.
Sudah dimulai dengan adanya usaha
untuk merelevansikan pelajaran dengan permasalaham kehidupan sehari-hari,
kendatipun tujuannya masih penguasaan pengetahuan
c.
Sudah mulai mengusahakan
penyesuaian pelajaran dengan minat dan kemapuan para siswa, meski pelayanan
terhadap perbedaan individual masih sangat terbatas
d.
Metode penyampaian menggunakan
metode korelasi, meski masih banyak yang menghadapi kesulitan
e.
Meski guru masih memegang peran
penting, namun aktivitas siswa sudah mulai dikembangkan
3. Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)
Dalam
integrated curriculum mata pelajaran dipusatkan pada suatu masalah atau unit
tertentu. Dengan adanya kebulatan bahan pelajaran diharapkan dapat terbentuk
kebulatan pribadi peserta didik yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnya.
Oleh karena itu, hal-hal yang diajarkan di sekolah harus disesuaikan dengan
situasi, masalah dan kebutuhan kehidupan di luar sekolah.
Ciri-ciri umum
dari kurikulum studi adalah sebagai berikut :
a.
Kurikulum terdiri atas suatu
bidang pengajaran, yang di dalamnya terpadu sejumlah mata pelajaran sejenis dan
memiliki ciri-ciri yang sama
b.
Pelajaran bertitik tolak dari core subject, yang kemudian diuraikan
menjadi sejumlah pokok bahasan
c.
Berdasarkan tujuan kurikuler dan
tujuan instruktusional yang telah digariskan
d.
Sistem penyampaian bersifat
terpadu
e.
Guru berperan selaku guru bidang
studi
f.
Minat, masalah, serta kebutuhan
siwa dan masyarakat dipertimbangkan sebagai dasar penyusunan kurikulum,
walaupun masih dalam batas-batas tertentu
g.
Dikenalkan berbagai jenis bidang studi
Adapun dalam bentuk kurikulum terpadu ini terbagi lagi,
meliputi :
1)
Kurikulum inti (core curriculum)
Kurikulum ini
bertujuan untuk mengembangkan integrasi, melayani kebutuhan siswa dan
meningkatkan keaktifan belajar dan hubungan antara kehidupan dan belajar.
Ciri yang
membedakan kurikulum inti, yaitu :
a.
Kurikulum inti menekankan kepada
nilai-nilai sosial, unsur universalitas dalam suatu kebudayaan memberikan
stabilitas dan kesatuan pada masyarakat.
b.
Struktur kurikulum inti
ditentukan oleh problem sosial.
Karakteristik
yang dapat dikaji dalam kurikulum ini adalah :
a.
Kurikulum ini direncanakan secara
berkelanjutan (continue), selalu berkaitan dan direncanakan secara
terus-menerus
b.
Isi kurikulum yang dikembangkan
merupakan rangkaian dari pengalaman yang saling berkaitan
c.
Isi kurikulum selalu mengambil
atas dasar masalah atau problema yang dihadapi secara actual
d.
Isi kurikulum cenderung mengambil
atau mengangkat substansi yang bersifat pribadi maupun social
e.
Isi kurikulum ini difokuskan
berlaku untuk semua siswa, sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum umum,
tetapi substansinya bersifat problema, pribadi, sosial dan pengalam pribadi.
Manfaat
kurikulum inti adalah :
a.
Segala sesuatu yang dipelajari
dalam unit bertalian erat
b.
Kurikulum ini sesuai dengan
pendapat-pendapat modern tentang belajar
c.
Kurikulum ini memungkinkan
hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat
d.
Kurikulum ini sesuai dengan paham
demokrasi
e.
Kurikulum ini mudah disesuaikan
dengan minat.
2)
Kurikulum yang berlandaskan pada
proses sosial dan fungsi kehidupan (social functions and persistens situations)
Kurikulum
social functions didasarkan atas kegiatan-kegiatan manusia dalam masyarakat,
dalam social functions dapat diangkat berbagai kegiatan-kegiatan manusia yang
dapat dijadikan sebagai topik pembelajaran. Sebagai modifikasi dari social
functions adalah persistent life situations yng berkarakteristik yaitu situasi
yang diangkat senantiasa dihadapi manusia dalam hidupnya, masal lalu, saat ini
dan masa yang akan datang.
Secara umum ada
tiga kelompok situasi yang dihadapi manusia, yaitu :
a.
Situasi mengenai perkembangan
individu. Misalnya kesehatan, intelektual, moral dan keindahan.
b.
Situasi untuk perkembangan partisipasi
sosial yaitu : hubungan antar pribadi, keanggotaan kelompok dan hubungan antar
kelompok.
c.
Situasi untuk perkembangan
kemampuan menghadapi faktor-faktor ekonomi dan daya-daya lingkugan, yaitu :
bersifat alamiah, sumber teknologi dan struktur dan daya-daya sosial ekonomi
Kurikulum ini
dikenal juga dengan sebutan life curruculum, yang bertujuan memberikan
pengalaman belajar yang berarti bagi anak sesuai dengan apa yang dibutuhkan sehari-hari
dalam kehidupan.
Ide life
curriculum pada dasarnya bersumber dari pandangan Herbert Spencer (1860)
tentang lima kategori bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dijadikan tujuan
pendidikan, yaitu :
a)
Self preservation (pemeliharaan
diri)
b)
Securing necessities of life
(menggembarkan kepentingan kehidupan)
c)
Rearing and disciplining of a
offspringl (memelihara keturunan)
d)
Meintenance of proper social and
political relations (memelihara hubungan sosial dan politik
3)
Kurikulum yang berpusat pada
kegiatan atau pengalaman (experience and activity curriculum)
Kurikulum ini
dikenal juga dengan sebutan activity curriculum. Mengutamakan kegiatan-kegiatan
atau pengalaman-pengalaman siswa dalam rangka membentuk kemampuan yang
terintegritas dengan lingkungan maupun potensi siswa.
Kurikulum ini
berupaya mengatasi kelemahan pada subject curriculum, yakni anak lebih banyak
menerima (passive), juga bahan pelajaran merupakan hasil pengalaman masa
lampau.
Rasional
penggunaan bentuk kurikulum ini adalah :
a)
Belajar dapat terjadi dengan
proses mengalami. Anak dapat belajar dengan baik bila ia dihadapkan dengan
masalah aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan reel atauminatnya.
b)
Belajar merupakan transaksi
aktif.
c)
Belajar secara aktif memerlukan
kegiatan yang bersifat vital, sehingga dapat berupaya mencapai tujuan dan memenuhi
kebutuhan pribadinya.
d)
Belajar terjadi melalui proses
mengatasi hambatan (masalah) sehingga mencapai pemecahan atau tujuan.
e)
Hanya dengan melalui penyodoran
masalah memungkinkan diaktifkannya motivasi dan upaya, sehingga anak
berpengalaman dengan kegiatan yang bertujuan.
Penggunaan
kurikulum ini dengan menggunakan metode proyek. Kill Patrick (1918) membagi
proyek-proyek yang dapat dilaksanakan sebagi berikut :
a)
Proyek permainan seperti menari
atau drama
b)
Proyek eksistensi seperti karya
wisata ke tempat-tempat bersejarah, kebun biologi dan sejenisnya
c)
Proyek cerita seperti membaca
cerita, mendengarkan cerita
d)
Proyek pekerjaan tangan seperti
membuat prakarya
Menurut
Nasution, dalam perkembangan kurikulum ini selanjutnya pengalaman langsung dan
minat spontan lebih-lebih digunakan sebagai bantuan dalam proses belajar. Bukan
sebagai pokok untuk menusun unit. Minat anak lebih banyak ditentukan
berdasarkan studi, pengalaman atau penelitian.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Bahwa Organisasi kurikulum, yaitu
pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan disampaikan kepada murid-murid
·
Dalam penyusunan organisasi
kurikulum ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan, yakni :
a)
Ruang lingkup (Scope)
b)
Urutan bahan (Sequence)
c)
Kontinuitas
d)
Keseimbangan
e)
Integrasi atau keterpaduan
·
Menurut S. Nasution, kurikulum terdapat tiga tipe atau Organisasi
kurikulum, yaitu
a)Separated Subject Curriculum (Kurikulum Berdasarkan Mata
Pelajaran)
Kurikulum ini disebut demikian karena
segala bahan pelajaran disajikan dalam subject
atau mata pelajaran yang
terpisah-pisah. Sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang
lingkupnya.
b)
Correlated
Curriculum (Kurikulum Gabungan)
Correlated curriculum adalah bentuk
kurikulum yang menunjukkan adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran lainnya, Tetapi tetap memperhatikan karakteristik tiap
mata pelajaran tersebut.
c)Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)
Dalam integrated curriculum mata
pelajaran dipusatkan pada suatu masalah atau unit tertentu. Dengan adanya
kebulatan bahan pelajaran diharapkan dapat terbentuk kebulatan pribadi peserta
didik yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnya.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Nasution. 2006. Asas-Asas
Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara
Sanjaya, Wina.
2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar
Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A.
Latar
Belakang Masalah...............................................................................1
B.
Rumusan
Masalah........................................................................................1
C.
Tujuan..........................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN.........................................................................................3
A.
Pengertian Organisasi Kurikulum................................................................3
B.
Faktor-Faktor Pada Organisasi Kurikulum..................................................3
C.
Jenis-Jenis Organisasi Kurikulum................................................................4
BAB III
PENUTUP................................................................................................12
A.
Kesimpulan................................................................................................12
B.
Saran...........................................................................................................13
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................14
[1] Nasution, Asas-Asas
Kurikulum, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), h. 176
[2] http://tirtanizertrs.blogspot.com/2012/11/prosedur-pengorganisasian-kurikulum.html
diakses pada tanggal 13 April 2014
[3] http://tirtanizertrs.blogspot.com/2012/11/prosedur-pengorganisasian-kurikulum.html
diakses pada tanggal 13 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar