Kamis, 18 Juni 2015

Jenis & Organisasi Kurikulum

KATA PENGANTAR
بسم الله الرّحمن الرّحيم
       Segala puji bagi Allah yang telah memberikan begitu banyak nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jenis dan Organisasi Kurikulum” dalam bentuk sederhana. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari.
       Penulis menyadari segala kekurangan dan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki dalam penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
       Dengan segala kerendahan hati penulis haturkan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
       Ibunda, Ayahanda serta keluarga dengan pembinaan dan berkah doa tulusnya, penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
       Rustan Efendi, M.PdI selaku dosen pengajar mata kuliah pengembangan kurikulum bahasa arab yang dengan ikhlas membagi pengetahuan dan bimbingannya kepada mahasiswa.
       Kepala Perpustakaan dan pegawai yang telah menyiapkan dan melayani mahasiswa khususnya dalam menyediakan buku referensi.
       Kepada teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
       Akhirnya kepada Allah Swt penulis serahkan segalanya, semoga sumbangsinya di berikan pahala di sisi-Nya. Amin

                                                                              Parepare, 11 April 2014
                                                                              Penulis

                                                                             KELOMPOK 4
                                                                            


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

     Pada awalnya, kurikulum yang ada menetapkan mata pelajaran harus disusun secara terpisah, dengan waktu yang dibatasi. Akibatnya, terdapat berbagai macam disiplin ilmu yang tidak akan mungkin seluruhnya dapat dikuasai oleh siswa. Akan tetapi, model kurikulum tersebut dianggap kurang relevan ketika diterapkan pada suatu pembahasan tertentu. Sehingga jenis kurikulum kini mulai berkembang dengan menawarkan konsep yang berbeda. Hingga saat ini terdapat beberapa model kurikulum dalam pendidikan.
     Proses pendidikan dipengaruhi oleh begitu banyak hal, salah satunya bagaimana pola atau cara penyampaian materi yang disampaikan oleh guru kepada para peserta didiknya. Bagaimana agar proses pendidikan yang menyenangkan (enjoyable), efektif, efisien dan mampu mencapai tujuan secara optimal menjadi persoalan tersendiri yang harus dipecahkan.
     Organisasi kurikulum sebagai pola penyampaian materi dalam proses pembelajaran yang disusun dan dilaksanakan oleh seluruh elemen dalam pendidikan. Dalam macam-macam organisasi kurikulum ini kita akan memperoleh sedikit gambaran bagaimana seharusnya pola kurikulum yang sebaiknya dilaksanakan dalam lembaga pendidikan dengan tetap mempertimbangkan minat, bakat dan kemampuan siswa yang ada. Dengan pemilihan bentuk organisasi yang tepat akan mempermudah proses pembelajaran dan dengan hasil yang optimal sesuai harapan.

B.     Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan “Jenis dan Organisasi Kurikulum” dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.      Apa yang dimaksud dari organisasi kurikulum itu ?
2.      Apa saja faktor-faktor dari organisasi kurikulum itu ?
3.      Apa sajakah jenis-jenis organisasi kurikulum itu ?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan organisasi kurikulum
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor dari organisasi kurikulum
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis organisasi kurikulum




















BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Organisasi Kurikulum

       Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan disampaikan kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid.[1]
        Burhan Nurgiyantoro, (1988:Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah 111) Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada murid.[2]
       Drs. Soekarno K. Organisasi sebagai fungsi manajemen (organisasi dalam pengertian dinamis) adalah organisasi yang memberikan kemungkinan bagi manajemen dapat bergerak dalam batas-batas tertentu. Muhaimin, (1991, Konsep Pendidikan Islam 41) Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang di sampaikan kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang di tetapkan.[3]

B. Faktor-Faktor Pada Organisasi Kurikulum

Dalam penyusunan organisasi kurikulum ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan, yakni :
1.      Ruang lingkup (Scope)
       Merupakan keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang harus dipelajari siswa. Ruang lingkup bahan pelajaran sangat tergantung pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
2.      Urutan bahan (Sequence)
       Berhubungan dengan urutan penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa agar proses belajar dapat berjalan dengan lancar. Urutan bahan meliputi dua hal yaitu urutan isi bahan pelajaran dan urutan pengalaman belajar yang memerlukan pengetahuan tentang perkembangan anak dalam menghadapi pelajaran tertentu.
3.      Kontinuitas
       Berhubungan dengan kesinambungan bahan pelajaran tiap mata pelajaran, pada tiap jenjang sekolah dan materi pelajaran yang terdapat dalam mata pelajaran yang bersangkutan. Kontinuitas ini dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif .
4.      Keseimbangan
       Adalah faktor yang berhubungan dengan bagaimana semua mata pelajaran itu mendapat perhatian yang layak dalam komposisi kurikulum yang akan diprogramkan pada siswa. Keseimbangan dalam kurikulum dapat ditinjau dari dua segi yakni keseimbangan isi atau apa yang dipelajari, dan keseimbangan cara atau proses belajar.
5.      Integrasi atau keterpaduan
       Berhubungan dengan bagaimana pengetahuan dan pengalaman yang diterima siswa mampu memberi bekal dalam menjawab tantangan hidupnya, setelah siswa menyelesaikan program pendidikan disekolah.

C. Jenis-jenis Organisasi Kurikulum

      Menurut S. Nasution,  kurikulum terdapat tiga tipe atau tiga Organisasi kurikulum, yaitu
1.    Separated Subject Curriculum (Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran)

       Kurikulum ini disebut demikian karena segala bahan pelajaran disajikan dalam subject atau mata pelajaran yang terpisah-pisah. Sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. Jumlah mata pelajaran yang diberikan cukup bervariasi bergantung pada tingkat dan jenis sekolah yang bersangkutan. Dalam praktek penyampaian pengajarannya, tanggung jawab terletak pada masing-masing guru atau pendidik yang menangani suatu mata pelajaran yang dipegangnya.

       Kurikulum yang disusun dalam bentuk terpisah ini lebih bersifat subject centered, berpusat ada bahan pelajaran daripada child centered yang berpusat pada minat dan kebutuhan anak. Dari segi ini jelas kurikulum bentuk terpisah sangat menekankan pembentukan intelektual dan kurang mengutamakan pembentukan kepribadian anak secara keseluruhan.

       Kurikulum ini sejak lama diterapkan pada sekolah-sekolah kita, sampai dengan munculnya kurikulum tahun 1968 dan kurikulum tahun 1975. Kurikulum ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a.    Terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang terpisah satu sama lain, dan masing-masing berdiri sendiri
b.   Tiap mata pelajaran seolah-olah tersimpan dalam kotak tersendiri dan diberikan dalam waktu tertentu 
c.    Hanya bertujuan pada penguasaan sejumlah ilmu pengetahuan dan mengabaikan perkembangan aspek tingkah laku lainnya
d.   Tidak didasarkan pada kebutuhan, minat, dan masalah yang dihadapai para siswa
e.    Bentuk kurikulum yang tidak mempertimbangkan kebutuhan, masalah, dan tututan dalam masyarakat yang senantiasa berubah dan berkembang
f.    Pendekatan metodologi mengajar yang digunakan adalah sistem penuangan (imposisi) dan menciptakan perbedaan individual di kalangan para siswa
g.   Guu berperan aktif, dengan pelaksaan sistem guru mata pelajaran dan mengabaikan unsur belajar aktif di kalangan para siswa
h.   Para siswa sama sekali tidak dilibatkan dalam perencanaan kurikulum secara kooperatif

2.     Correlated Curriculum (Kurikulum Gabungan)

       Correlated curriculum adalah bentuk kurikulum yang menunjukkan adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, Tetapi tetap memperhatikan karakteristik tiap mata pelajaran tersebut. Hubungan antar mata pelajaran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a.    Pertama, insidental artinya secara kebetulan ada hubungan antar mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya. Misalnya mata pelajaran IPA disinggung tentang mata pelajaran geografi dan sebagainya.
b.   Kedua, menghubungkan secara lebih erat jika terdapat suatu pokok bahasan yang dibicarakan dalam berbagai mata pelajaran. Misalnya masalah moral dan etika dibicarakan dalam mata pelajaran agama.
c.    Ketiga, batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan dengan menghilangkan batasan masing-masing mata pelajaran. Penggabungan antara beberapa mata peajaran menjadi satu disebut sebagai broad field. Misalnya mata pelajaran bahasa merupakan peleburan dari mata pelajaran membaca, tata bahasa, menulis, mengarang,menyimak dan pengetahuan bahasa.

       Ciri-ciri kurikulum gabungan ini di antaranya adalah sebagai berikut :

a.        Berbagai mata pelajaran di korelasikan satu dengan yang lainnya
b.       Sudah dimulai dengan adanya usaha untuk merelevansikan pelajaran dengan permasalaham kehidupan sehari-hari, kendatipun tujuannya masih penguasaan pengetahuan
c.        Sudah mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran dengan minat dan kemapuan para siswa, meski pelayanan terhadap perbedaan individual masih sangat terbatas
d.       Metode penyampaian menggunakan metode korelasi, meski masih banyak yang menghadapi kesulitan
e.        Meski guru masih memegang peran penting, namun aktivitas siswa sudah mulai dikembangkan

3.      Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)

       Dalam integrated curriculum mata pelajaran dipusatkan pada suatu masalah atau unit tertentu. Dengan adanya kebulatan bahan pelajaran diharapkan dapat terbentuk kebulatan pribadi peserta didik yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnya. Oleh karena itu, hal-hal yang diajarkan di sekolah harus disesuaikan dengan situasi, masalah dan kebutuhan kehidupan di luar sekolah.

       Ciri-ciri umum dari kurikulum studi adalah sebagai berikut :

a.       Kurikulum terdiri atas suatu bidang pengajaran, yang di dalamnya terpadu sejumlah mata pelajaran sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama
b.      Pelajaran bertitik tolak dari core subject, yang kemudian diuraikan menjadi sejumlah pokok bahasan
c.       Berdasarkan tujuan kurikuler dan tujuan instruktusional yang telah digariskan
d.      Sistem penyampaian bersifat terpadu
e.       Guru berperan selaku guru bidang studi
f.       Minat, masalah, serta kebutuhan siwa dan masyarakat dipertimbangkan sebagai dasar penyusunan kurikulum, walaupun masih dalam batas-batas tertentu
g.       Dikenalkan berbagai jenis bidang studi
Adapun dalam bentuk kurikulum terpadu ini terbagi lagi, meliputi :
1)      Kurikulum inti (core curriculum)
       Kurikulum ini bertujuan untuk mengembangkan integrasi, melayani kebutuhan siswa dan meningkatkan keaktifan belajar dan hubungan antara kehidupan dan belajar.
       Ciri yang membedakan kurikulum inti, yaitu :
a.       Kurikulum inti menekankan kepada nilai-nilai sosial, unsur universalitas dalam suatu kebudayaan memberikan stabilitas dan kesatuan pada masyarakat.
b.      Struktur kurikulum inti ditentukan oleh problem sosial.
       Karakteristik yang dapat dikaji dalam kurikulum ini adalah :
a.       Kurikulum ini direncanakan secara berkelanjutan (continue), selalu berkaitan dan direncanakan secara terus-menerus
b.      Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari pengalaman yang saling berkaitan
c.       Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah atau problema yang dihadapi secara actual
d.      Isi kurikulum cenderung mengambil atau mengangkat substansi yang bersifat pribadi maupun social
e.       Isi kurikulum ini difokuskan berlaku untuk semua siswa, sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum umum, tetapi substansinya bersifat problema, pribadi, sosial dan pengalam pribadi.
       Manfaat kurikulum inti adalah :
a.    Segala sesuatu yang dipelajari dalam unit bertalian erat
b.   Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar
c.    Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat
d.   Kurikulum ini sesuai dengan paham demokrasi
e.    Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat.

2)   Kurikulum yang berlandaskan pada proses sosial dan fungsi kehidupan (social functions and persistens situations)

       Kurikulum social functions didasarkan atas kegiatan-kegiatan manusia dalam masyarakat, dalam social functions dapat diangkat berbagai kegiatan-kegiatan manusia yang dapat dijadikan sebagai topik pembelajaran. Sebagai modifikasi dari social functions adalah persistent life situations yng berkarakteristik yaitu situasi yang diangkat senantiasa dihadapi manusia dalam hidupnya, masal lalu, saat ini dan masa yang akan datang.
       Secara umum ada tiga kelompok situasi yang dihadapi manusia, yaitu :
a.    Situasi mengenai perkembangan individu. Misalnya kesehatan, intelektual, moral dan keindahan.
b.   Situasi untuk perkembangan partisipasi sosial yaitu : hubungan antar pribadi, keanggotaan kelompok dan hubungan antar kelompok.
c.    Situasi untuk perkembangan kemampuan menghadapi faktor-faktor ekonomi dan daya-daya lingkugan, yaitu : bersifat alamiah, sumber teknologi dan struktur dan daya-daya sosial ekonomi
       Kurikulum ini dikenal juga dengan sebutan life curruculum, yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang berarti bagi anak sesuai dengan apa yang dibutuhkan sehari-hari dalam kehidupan.
       Ide life curriculum pada dasarnya bersumber dari pandangan Herbert Spencer (1860) tentang lima kategori bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dijadikan tujuan pendidikan, yaitu :
a)      Self preservation (pemeliharaan diri)
b)      Securing necessities of life (menggembarkan kepentingan kehidupan)
c)      Rearing and disciplining of a offspringl (memelihara keturunan)
d)     Meintenance of proper social and political relations (memelihara hubungan sosial dan politik

3)      Kurikulum yang berpusat pada kegiatan atau pengalaman (experience and activity curriculum)

       Kurikulum ini dikenal juga dengan sebutan activity curriculum. Mengutamakan kegiatan-kegiatan atau pengalaman-pengalaman siswa dalam rangka membentuk kemampuan yang terintegritas dengan lingkungan maupun potensi siswa.
       Kurikulum ini berupaya mengatasi kelemahan pada subject curriculum, yakni anak lebih banyak menerima (passive), juga bahan pelajaran merupakan hasil pengalaman masa lampau.
       Rasional penggunaan bentuk kurikulum ini adalah :
a)      Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami. Anak dapat belajar dengan baik bila ia dihadapkan dengan masalah aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan reel atauminatnya.
b)      Belajar merupakan transaksi aktif.
c)      Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat vital, sehingga dapat berupaya mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya.
d)     Belajar terjadi melalui proses mengatasi hambatan (masalah) sehingga mencapai pemecahan atau tujuan.
e)      Hanya dengan melalui penyodoran masalah memungkinkan diaktifkannya motivasi dan upaya, sehingga anak berpengalaman dengan kegiatan yang bertujuan.

       Penggunaan kurikulum ini dengan menggunakan metode proyek. Kill Patrick (1918) membagi proyek-proyek yang dapat dilaksanakan sebagi berikut :
a)      Proyek permainan seperti menari atau drama
b)      Proyek eksistensi seperti karya wisata ke tempat-tempat bersejarah, kebun biologi dan sejenisnya
c)      Proyek cerita seperti membaca cerita, mendengarkan cerita
d)     Proyek pekerjaan tangan seperti membuat prakarya

       Menurut Nasution, dalam perkembangan kurikulum ini selanjutnya pengalaman langsung dan minat spontan lebih-lebih digunakan sebagai bantuan dalam proses belajar. Bukan sebagai pokok untuk menusun unit. Minat anak lebih banyak ditentukan berdasarkan studi, pengalaman atau penelitian.











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
·        Bahwa Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan disampaikan kepada murid-murid
·         Dalam penyusunan organisasi kurikulum ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan, yakni :
a)      Ruang lingkup (Scope)
b)      Urutan bahan (Sequence)
c)      Kontinuitas
d)     Keseimbangan
e)      Integrasi atau keterpaduan
·         Menurut S. Nasution,  kurikulum terdapat tiga tipe atau Organisasi kurikulum, yaitu
a)Separated Subject Curriculum (Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran)
       Kurikulum ini disebut demikian karena segala bahan pelajaran disajikan dalam subject atau mata pelajaran yang terpisah-pisah. Sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.
b)      Correlated Curriculum (Kurikulum Gabungan)
       Correlated curriculum adalah bentuk kurikulum yang menunjukkan adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, Tetapi tetap memperhatikan karakteristik tiap mata pelajaran tersebut.
c)Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)
       Dalam integrated curriculum mata pelajaran dipusatkan pada suatu masalah atau unit tertentu. Dengan adanya kebulatan bahan pelajaran diharapkan dapat terbentuk kebulatan pribadi peserta didik yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnya.
B. Saran


DAFTAR PUSTAKA

Nasution. 2006. Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group










DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A.    Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B.     Rumusan Masalah........................................................................................1
C.     Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A.    Pengertian Organisasi Kurikulum................................................................3
B.     Faktor-Faktor Pada Organisasi Kurikulum..................................................3
C.     Jenis-Jenis Organisasi Kurikulum................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................12
A.    Kesimpulan................................................................................................12
B.     Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14



[1] Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), h. 176

Tidak ada komentar:

Posting Komentar